Tahun 1931, Siti Sjahrizad harus kembali ke Hindia Belanda. Kepulangan sang Kakak--tempat dia menumpang sejak 1929-- membuat Sjahrir kemudian tinggal di apartemen Salomon Tas, wartawan berhaluan kiri yang juga ketua Perkumpulan mahasiswa Sosialis Demokrat, yang merupakan kawan dekatnya.
Di apartemen, Tas tinggal dengan isterinya, Maria Johanna Duchateau bersama dua anak mereka.Tinggal pula disana, teman perempuan Maria, Judith Van Wamel.
Tas, Maria, Sjahrir dan Judith mempunyai kesamaan: suka sastra, film bermutu dan musik serta menghadiri pertemuan politik di bar Americain, Amsterdam.
Perkawanan itu ternyata melahirkan asmara antara Sjahrir dan Maria.
Kesibukan Tas untuk politik membuat pernikahannya gersang, disamping kedekatannya dengan Judith yang makin akrab.
Sjahrir serius menjalin cintanya dengan Maria , bahkan berniat membawa pulang ke Hindia. Karena harus mengambil alih pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia, Sibi--begitu Maria memanggil-- memutuskan pulang terlebih dahulu. Kepada Meiske-- panggilan sayang kepada Maria, Sjahrir mengatakan bisa membantu kaum perempuan di bidang pergerakan.
April 1932 Maria bersama 2 anaknya bertemu Sjahrir dan pada tanggal 10 bulan yang sama mereka menikah di sebuah masjid di Medan.
Sebulan kemudian, Polisi menyelidiki dokumen Maria dan ditemukan data bahwa statusnya masih isteri dari Tas, aktivis gerakan anti kolonialis.
Lima pekan setelah akad, pada 5 Mei 1932, pernikahan Sjahrir dibatalkan oleh pemuka agama setempat dan lima hari kemudian Maria dipulangkan ke Belanda. Yang membuat hati Sjahrir sedih, Maria tengah mengandung anaknya.
Keinginan Sjahrir untuk menyusul isterinya mendapatkan banyak halangan. Namun mereka masih sempat saling berkirim surat dengan lancar. Dari surat Maria juga diketahui meninggal nya anak mereka saat dilahirkan.
Direncanakan Sjahrir akan berangkat ke Belanda pada Maret 1934 dengan bekal uang kiriman dari Maria.
Tapi kemudian Sjahrir ditangkap dan ditahan sehingga gagal semua yang direncanakan. Meski demikian surat surat mereka berjalan dengan hangat.
Dua tahun kemudian, 2 September 1936 mereka menikah kembali secara jarak jauh, Sjahrir yang berada di Bandaneira diwakili oleh pelukis Salim. Namun pernikahan jarak jauh tersebut suasana yang tidak sehat dan penuh ketegangan.
Sjahrir kemudian meminta Maria menyusul ke Bandaneira. Keinginan itu gagal , karena Maria tidak mempunyai cukup uang untuk berangkat.
Akhir 1939 Maria sudah mempunyai bekal untuk menyusul Sjahrir, namun tidak ada lagi kapal yg menuju Hindia Belanda. Perang Dunia kedua berkobar.Kembali mereka hanya berhubungan dengan surat-menyurat...
Waktu berlalu
Sjahrir berkiprah di Indonesia sebagai Perdana Menteri.
Saat ada pertemuan di India, Nehru mempertemukan Sjahrir dan Meiske. Namun Sjahrir saat itu sudah akrab dengan sekretarisnya, Poppy. Usai perjumpaan di India, Sjahrir menceraikan Meiske dengan resmi dan menikah dengan Poppy. Maria Duchateau lalu menikah dengan Sutan Sjahsjam, adik dari Sjahrir dan ikut membesarkan dua anak Maria dari pernikahannya dengan Solomon Tas.[]
Dari buku
SJAHRIR
Peran besar bung Kecil