September 1918, Perang Dunia I
Bersama Resimen Duke Wellington AD Inggris, Prajurit Henry Tandey berada di medan pertempuran Marcoing Perancis. Dengan berani Tandey menerobos hujan tembakan Jerman dan berhasil meletakkan balok kayu pada jembatan sehingga pasukannya bisa menyeberang dan menyerang tentara Jerman. Ia juga memimpin serbuan bayonet ke posisi Jerman.
Dalam sebuah pertempuran jarak dekat yang sengit antara pasukan Sekutu dan Jerman, sebuah peristiwa yang sangat bermakna bagi Tandey dan sejarah Dunia terjadi.
Seorang tentara Jerman yang terluka berjalan tertatih-tatih didepan pembidik senapannya. Tentara Jerman itu tidak mengangkat senapannya dan hanya menatap Tandey, bersiap menghadapi maut yang tidak bisa dielakkan lagi.
"Saya bidik, tetapi tidak tega menembak orang luka" ujar Tandey, "maka saya biarkan ia berlalu"
Tentara Jerman itu mengangguk tanda berterima kasih.
Kedua orang berbeda pihak itu pun berbalik arah.
Tandey dianugerahi medali Victoria Cross atas keberanian dan jasanya di medan tempur Marcoing. Bintang jasa itu disematkan oleh Raja George V di Istana Buckingham pada 17 Desember 1919.
Tujuh tahun kemudian Tandey pensiun dari Dinas Militer dengan pangkat Sersan Mayor pada usia 35 tahun. Ia lalu menjadi Kepala Keamanan pabrik Mobil di Leamington Coventry. Banyak orang menilainya sebagai pahlawan, tapi ia tidak besar kepala. Perang sudah bukan hal yang penting lagi untuk dibicarakan kecuali jika ada orang bertanya.
Tentara Jerman yang beruntung itu tidak lain adalah Kopral Adolf Hitler. Ia sendiri tidak pernah melupakan peristiwa penting maupun orang yang menyelamatkan jiwanya.
Saat menjadi Kanselir Jerman pada 1933, ia memerintahkan stafnya menelusuri keberadaan Tandey. Hitler juga mendapat copy lukisan karya Fortunino Matania yang menggambarkan Henry Tandey memapah rekannya yang luka pasca pertempuran di Ypres.
Saat PM Inggris Neville Chamberlain mengunjungi Hitler tahun 1938, dia ceritakan lukisan itu "Orang ini bisa menewaskan saya dan saya sudah berpikir tidak akan bisa melihat Jerman lagi. Kehendak mulia telah menyelamatkan jiwa saya dari tembakan yang pasti akurat sewaktu pemuda Inggris itu membidik"
Kepada Chamberlain, Hitler menitipkan salam hangatnya untuk Tandey, yang langsung disampaikan Chamberlain melalui telepon begitu ia kembali ke London. Baru saat itulah, setelah lebih dari 20 tahun, Tandey tahu siapa yang dibidiknya di Marcoing. Dan ia sangat terkejut, mengingat ketegangan Eropa saat itu.
"Budi baik"- nya menghantui dirinya sejak saat itu apalagi dengan rangkaian pengeboman udara yang dilancarkan Jerman atas Coventry dan London di tahun 1940.
"Kalau saja saya tahu dia bakal menjadi apa. Sewaktu saya menyaksikan semua lelaki, perempuan, dan anak-anak yang ia bunuh dan lukai, saya meminta ampun kepada Tuhan karena telah membiarkan ia hidup" kata Tandey.
Henry Tandey meninggal pada tahun 1977 pada usia 86 tahun
Dari buku
MENANTANG DIKTATOR
Konspirasi Rahasia Anti - Hitler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar