Agustus 1950 Mohammad Natsir dilantik menjadi Perdana Menteri Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena rumah tinggalnya di Jalan Jawa sempit dan kusam tak layak buat pemimpin pemerintahan, maka keluarga Natsir boyongan ke jalan Pegangsaan Timur, rumah kediaman bung Karno. Karena rumah bung Karno cukup lengkap, maka Natsir dan keluarganya hanya membawa koper berisi pakaian dari jalan Jawa.
Saat itu kehidupan keluarga Natsir sudah dibatasi protokoler. Rumah dijaga polisi dan Natsir selalu didampingi pengawal. Meski pemerintah menyediakan fasilitas pembantu, juru masak dan tukang kebun keluarga tersebut tetap berpenampilan sederhana.
Putri sulungnya yang duduk di kelas 2 SMP tetap bersepeda ke sekolah karena jaraknya yang dekat. Sementara adik-adiknya diantar jemput dengan mobil pribadi DeSoto yang dibeli dengan uang pribadi. Istrinya masih belanja ke pasar untuk keperluan dapurnya dan memasak sendiri.
Suatu kali ada seorang dari Kalimantan Selatan datang urusan partai ke Jakarta. Saat akan kembali, utusan itu mampir ke rumah Natsir untuk meminjam uang untuk ongkos pulang ke Banjarmasin. Tapi sang perdana menteri menjawab tidak ada uang, karena belum gajian. Natsir lalu meminjam uang dari kas majalah "Hikmah" yang dipimpinnya.
Maret 1951, Natsir mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri.
Maria Ulfa, sekretarisnya, menyodorkan catatan sisa dana taktis dengan saldo yang cukup banyak dan merupakan hak Sang Perdana Menteri. Tapi Natsir menolaknya, dan dana itu akhirnya dilimpahkan ke koperasi karyawan tanpa sepeserpun mampir ke kantung pemiliknya.
Natsir lalu menyetir mobil dinasnya - sopir pribadinya dibiarkan naik sepeda - menemui Sukarno. Sepuluh menit kemudian Natsir berboncengan sepeda dengan sopirnya menuju rumah jabatan di Jalan Proklamasi untuk mengajak keluarganya kembali ke rumah pribadi yang sempit di Jalan Jawa.[]
Sumber
1.Buku NATSIR
Politik Santun di Antara Dua Rezim
2.https://m.liputan6.com/news/read/248951/bercermin-pada-kesahajaan-mohammad-natsir
Keterangan foto: Mohammad Natsir dengan latar belakang Lambang Masjumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar