Jalan Ganesha, 6 Oktober 1970
Petang itu, bersama seorang kawannya, Rene Louis Coenraad melintas dengan motor Harley Davidson. Ada yang meludah dari atas kendaraan saat mereka lewat. Segera dia turun dan bertanya, siapa yang meludahi dia,"Kalau berani, turun". Bukan jawaban yang diterima, tapi makian dan beberapa orang berloncatan turun dan mengeroyoknya. Dari kesaksian beberapa orang, terlihat Rene dihajar dan disiksa, sedangkan temannya berhasil lolos. Beberapa orang mahasiswa yang mendekat dihalangi petugas P2U (semacam Polisi militer dilingkungan kepolisian) dan Brimob sambil mengacungkan senjata terhunus. Beberapa yang nekad menerobos dipukul dengan popor sehingga ada yang sempat dilarikan ke RS Borromeus.
Diantara hiruk pikuk dan suara tembakan itulah Rene roboh. Ganti Brahmana, seorang mahasiswa ITB menyaksikan ada sesosok tubuh diseret kedua tangannya dan dilemparkan ke bagian belakang sebuah jip. Itulah saat terakhir Rene terlihat di tempat kejadian.
Setelah kejadian itu, tubuh korban tak diketahui nasibnya. Maka para mahasiswa berinisiatif mencari ke beberapa rumah sakit di Bandung. Pontas Pardede dengan rombongannya mencoba mencari ke Kobes. Tapi sampai disana mereka dilarang masuk. Tak lama kemudian datang pejabat komandan Kobes AKBP Tjutju Sumirat bersama Ganti Brahmana datang, sehingga akhirnya mereka bisa masuk ke markas Kobes. Ternyata jenazah Rene sudah ada di Kobes, tersembunyi di satu ruangan yang mirip gudang, di balik satu panel tergeletak begitu saja diatas lantai. Muka Rene remuk, darah mengucur dari lubang telinga, hidung dan lubang-lubang bekas luka disekujur tubuh. Terdapat lubang peluru di bahu kiri dan pundak yang diperkirakan menembus sampai ke dada dan pinggang...
Dari buku
MENYILANG JALAN KEKUASAAN MILITER OTORITER
Keterangan foto: Jenazah Rene Louis Coenraad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar