Virginia Hall lahir di Baltimore, Maryland, 6 April 1906. Usai menamatkan SMA, Virginia melanjutkan kuliah ke kampus bergengsi, Radcliffe College dan Barnard College yang kemudian dikenal dengan nama Columbia University.
Gadis ini bercita-cita untuk menjadi duta besar wanita pertama untuk Amerika Serikat. Didukung kekuatan finansial orang tuanya, Virginia melanjutkan pendidikannya di Perancis. Ia mempelajari ilmu politik di Ecole des Science Politique, Paris, dilanjutkan ke sebuah sekolah diplomatik di Konsularakademie, Vienna, Austria.
Mengejar cita-citanya sebagai Diplomat, saat kembali ke Amerika tahun 1929, usai menyelesaikan kursus bahasa Prancis George Washington University, Virginia melamar kerja di Kedutaan Amerika Serikat untuk Polandia di Warsawa.
Saat ditempatkan di Turki tahun 1932, ia kehilangan kaki kirinya sehingga harus menggunakan kaki palsu dari kayu. Kecelakaan ini menyebabkan karirnya di dunia diplomatik berakhir, dan secara resmi ia mengundurkan diri pada 1939.
Juni 1940 saat Virginia di Prancis, Jerman menyerang Prancis. Virginia lalu pergi ke London melamar jadi agen rahasia ke SOE (Special Operation Executive). Dengan mudah dia diterima karena piawai berbahasa Prancis dan Jerman serta pengalamannya sebagai Diplomat.
Karena kondisi fisik Virginia yang tidak sempurna, sebelum berangkat ke Paris pada Agustus 1942, atasannya di London memberikan tugas untuk membuat hasil pengamatan untuk di lapokran ke SOE London.
Sepak terjang Virginia selama 15 bulan di Prancis sungguh fantastis. la bukan lagi seorang yang hanya "membuka mata dan telinga lebar-lebar" seperti yang diperintahkan atasannya, melainkan juga terlibat langsung dalam aksi lapangan. Segala informasi dapat diperoleh, berkat kehebatannya menyamar, menyusup ke segala area di Prancis, serta didukung kemampuannya berbahasa Jerman dan Prancis. Ia juga membantu kelancaran tugas agen-agen rahasia lain. Dalam suatu laporan, SOE menulis bahwa Virginia merupakan seorang organisator yang brilian.
Saat tugasnya usai Virginia akan meninggalkan Prancis, tapi Gestapo makin mengawasi gerak geriknya sehingga ia kesulitan untuk kembali ke London dengan aman.
Pegunungan Pyrenees merupakan satu-satunya jalur yang paling tidak dijaga ketat polisi Prancis maupun tentara Jerman. Dari sana ia bisa ke Inggris melalui Spanyol. Dengan medan yang sangat terjal, ditambah musim dingin yang ganas, tentu bukan jalur perjalanan yang mudah dilalui seorang wanita dengan kaki kiri terbuat dari kayu.
Setelah perjuangan panjang, Virginia berhasil kembali ke London pada Januari 1943, melalui Madrid, Spanyol.
Atas jasa-jasanya, Virginia ditetapkan sebagai anggota kehormatan Order of British Empire (OBE). "Dia tak kenal lelah mendukung dan membantu agen-agen kami, memadukan kemampuan tingkat tingginya dalam mengorganisir dan penglihatannya yang sangat tajam atas semua kebutuhan kami. Dia telah menjadi sebuah mata rantai vital antara kami dengan kelompok-kelompok operasional lain di lapangan. Pengabdiannya pada kami tidak bisa tidak harus diberi penghargaan yang sangat tinggi." demikian komentar tentang hasil kerjanya.
Setelah menguasai sandi morse dan mengoperasikan radio, kembali Virginia minta ditugaskan ke Prancis melalui kanal Inggris, karena kaki palsunya tidak memunginkan untuk mendarat dengan parasut.
Virginia membantu pelatihan tiga batalion kelompok perlawanan Prancis terhadap Jerman yang sedang bergerilya. Ketiga batalion ini sukses dilatih, dan akhirnya mampu bertempur melawan pasukan Jerman, dan membunuh banyak tentara Gestapo. Pasukan binaan Virginia juga telah meledakkan empat jembatan serta pusat-pusat komunikasi untuk melumpuhkan operasi Jerman.
Sepak terjang Virginia di Prancis kali ini sungguh membuat pihak Jerman kalang kabut. Tentara Gestapo mulai mengenalnya sebagai seorang agen rahasia wanita yang paling nekat dan berbahaya. Mereka menjulukinya sebagai "Si Wanita Pincang' atau dalam Bahasa Prancis, "la dame qui boite". Kepiawaiannya menyamar juga tidak diragukan lagi. Virginia kerap menyamar sebagai seorang pemeras susu di pedesaan Prancis, dengan pakaian khasnya. Wanita berusia 38 tahun itu berjalan lambat, menggunakan pakaian berlapis wol, sembari menenteng ember. la selalu sukses menutupi kaki palsunya dengan rok panjang. Wajahnya cukup lembut keibuan, sehingga mengelabui sebagian besar tentara Jerman yang berpapasan dengannya.
Kembali ke Amerika, ia mendapat medali "Distinguished Service Cross" dari William Joseph Donovan, Kepala "Office of Strategic Services" (Cikal bakal CIA) sebuah medali bergengsi dan ia adalah satu-satunya penerima dari kalangan sipil.
Tahun 1951 Virginia bergabung dengan Central Intelligence Agency (CIA) sebagai seorang analis intelijen bagi urusan parlemen Prancis. la bekerja satu kantor dengan suaminya yang menjadi bagian dari Special Activities Division. Di usia 60 tahun, Virginia mengundurkan diri dari CIA sebagai GS-14. Bersama suaminya ia menikmati masa tua di perkebunan wilayah Barnesville, Maryland, tak jauh dari kampung kelahirannya.
Virginia Hall yang punya nama samaran Marie Monin, Germaine, Diane, Marie of Lyon dan Nicolas meninggal pada 8 Juli 1982 di Maryland, Amerika Serikat.[]
Sumber
1.Buku "Sepak Terjang 10 Agen Rahasia Wanita Terpopuler"
2.https://artsandculture.google.com/entity/m01bxy0?hl=id