Selasa, 26 Maret 2024

AGEN RAHASIA BERKAKI SATU

 Virginia Hall lahir di Baltimore, Maryland, 6 April 1906. Usai menamatkan SMA, Virginia melanjutkan kuliah ke kampus bergengsi, Radcliffe College dan Barnard College yang kemudian dikenal dengan nama Columbia University.

Gadis ini bercita-cita untuk menjadi duta besar wanita pertama untuk Amerika Serikat. Didukung kekuatan finansial orang tuanya, Virginia melanjutkan pendidikannya di Perancis. Ia mempelajari ilmu politik di Ecole des Science Politique, Paris, dilanjutkan ke sebuah sekolah diplomatik di Konsularakademie, Vienna, Austria. 

Mengejar cita-citanya sebagai Diplomat, saat kembali ke Amerika  tahun 1929, usai menyelesaikan kursus bahasa Prancis George Washington University, Virginia melamar kerja di Kedutaan Amerika Serikat untuk Polandia di Warsawa.

Saat ditempatkan di Turki tahun 1932, ia kehilangan kaki kirinya sehingga harus menggunakan kaki palsu dari kayu. Kecelakaan ini menyebabkan karirnya di dunia diplomatik berakhir, dan secara resmi ia mengundurkan diri pada 1939.


Juni 1940 saat Virginia di Prancis, Jerman menyerang Prancis. Virginia lalu pergi ke London melamar jadi agen rahasia ke SOE (Special Operation Executive). Dengan mudah dia diterima karena piawai berbahasa Prancis dan Jerman serta pengalamannya sebagai Diplomat.

Karena kondisi fisik Virginia yang tidak sempurna, sebelum berangkat ke Paris pada Agustus 1942, atasannya di London memberikan tugas untuk membuat hasil pengamatan untuk di lapokran ke SOE London.

Sepak terjang Virginia selama 15 bulan di Prancis sungguh fantastis. la bukan lagi seorang yang hanya "membuka mata dan telinga lebar-lebar" seperti yang diperintahkan atasannya, melainkan juga terlibat langsung dalam aksi lapangan. Segala informasi dapat diperoleh, berkat kehebatannya menyamar, menyusup ke segala area di Prancis, serta didukung kemampuannya berbahasa Jerman dan Prancis. Ia juga membantu kelancaran tugas agen-agen rahasia lain. Dalam suatu laporan, SOE menulis bahwa Virginia merupakan seorang organisator yang brilian.


Saat tugasnya usai Virginia akan meninggalkan Prancis, tapi Gestapo makin mengawasi gerak geriknya sehingga ia kesulitan untuk kembali ke London dengan aman.

Pegunungan Pyrenees merupakan satu-satunya jalur yang paling tidak dijaga ketat polisi Prancis maupun tentara Jerman. Dari sana ia bisa ke Inggris melalui Spanyol. Dengan medan yang sangat terjal, ditambah musim dingin yang ganas, tentu bukan jalur perjalanan yang mudah dilalui seorang wanita dengan kaki kiri terbuat dari kayu.


Setelah perjuangan panjang, Virginia berhasil kembali ke London pada Januari 1943, melalui Madrid, Spanyol. 

Atas jasa-jasanya, Virginia ditetapkan sebagai anggota kehormatan Order of British Empire (OBE). "Dia tak kenal lelah mendukung dan membantu agen-agen kami, memadukan kemampuan tingkat tingginya dalam mengorganisir dan penglihatannya yang sangat tajam atas semua kebutuhan kami. Dia telah menjadi sebuah mata rantai vital antara kami dengan kelompok-kelompok operasional lain di lapangan. Pengabdiannya pada kami tidak bisa tidak harus diberi penghargaan yang sangat tinggi." demikian komentar tentang hasil kerjanya.

Setelah menguasai sandi morse dan mengoperasikan radio, kembali Virginia minta ditugaskan ke Prancis melalui kanal Inggris, karena kaki palsunya tidak memunginkan untuk mendarat dengan parasut.

Virginia membantu pelatihan tiga batalion kelompok perlawanan Prancis terhadap Jerman yang sedang bergerilya. Ketiga batalion ini sukses dilatih, dan akhirnya mampu bertempur melawan pasukan Jerman, dan membunuh banyak tentara Gestapo. Pasukan binaan Virginia juga telah meledakkan empat jembatan serta pusat-pusat komunikasi untuk melumpuhkan operasi Jerman.

Sepak terjang Virginia di Prancis kali ini sungguh membuat pihak Jerman kalang kabut. Tentara Gestapo mulai mengenalnya sebagai seorang agen rahasia wanita yang paling nekat dan berbahaya. Mereka menjulukinya sebagai "Si Wanita Pincang' atau dalam Bahasa Prancis, "la dame qui boite". Kepiawaiannya menyamar juga tidak diragukan lagi. Virginia kerap menyamar sebagai seorang pemeras susu di pedesaan Prancis, dengan pakaian khasnya. Wanita berusia 38 tahun itu berjalan lambat, menggunakan pakaian berlapis wol, sembari menenteng ember. la selalu sukses menutupi kaki palsunya dengan rok panjang. Wajahnya cukup lembut keibuan, sehingga mengelabui sebagian besar tentara Jerman yang berpapasan dengannya.


Kembali ke Amerika, ia mendapat medali "Distinguished Service Cross" dari William Joseph Donovan, Kepala "Office of Strategic Services" (Cikal bakal CIA) sebuah medali bergengsi dan ia adalah satu-satunya penerima dari kalangan sipil.

Tahun 1951 Virginia  bergabung dengan Central Intelligence Agency (CIA) sebagai seorang analis intelijen bagi urusan parlemen Prancis. la bekerja satu kantor dengan suaminya yang menjadi bagian dari Special Activities Division. Di usia 60 tahun, Virginia mengundurkan diri dari CIA sebagai GS-14. Bersama suaminya ia menikmati masa tua di perkebunan wilayah Barnesville, Maryland, tak jauh dari kampung kelahirannya.

Virginia Hall yang punya nama samaran Marie Monin, Germaine, Diane, Marie of Lyon dan Nicolas meninggal pada 8 Juli 1982 di Maryland, Amerika Serikat.[]


Sumber 

1.Buku "Sepak Terjang 10 Agen Rahasia Wanita Terpopuler"

2.https://artsandculture.google.com/entity/m01bxy0?hl=id



JERMAN MENGGEMPUR INGGRIS

 

14 Mei 1944

Menggunakan pesawat Junker Ju 188 dengan navigator dan juru tembak Rudi Prasse, pilot Hans Engelke lepas landas dari Vannes di Brittany. Tujuan mereka adalah menyerang Bristol.

Mereka membawa dua bom ukuran 900 kg dan dua bom ukuran 45 kg.

Berikut catatan Prasse:

................................

"Kami menanjak 180 meter per menit, kecepatan stabil pada 500 km/jam. Dihadapan kami nampak garis yang gelap: pantai Inggris. Sekarang belum kelihatan aksi pertahanan Inggris, lengan panjang lampu sorot belum menjangkau kami. Namun, kami tahu 10 menit sebelum kami melintasi pantai Inggris, musuh sudah siap.

Sekarang sirine tanda bahaya berbunyi di kota-kota pantai dan lapangan terbang burusergap malam yang mulai lepas landas. Hans mulai menarikan pesawat -- berbelok, menanjak, menukik -- karena mempertahankan arah terlalu lama akan berbahaya.

Saat kami melintasi pantai, sinar lampu sorot mengarah kami; lima lampu berusaha terfokus ke kami. Dibelakang kami ada sekitar 50 sorotan. Inilah sabuk-sabuk sorot di pantai Inggris yang terkenal. Lalu kami melewatinya dan suasana gelap lagi. Didepan terbentang Bristol, sasaran kami.

Kami tiba di pinggir kota pada ketinggian 7200 m. Mendadak dua sorotan besar menyapu langit dan menerangi kabin dengan cahaya putih yang menyilaukan, memaksa mata kami terpicing. Kami menjadi fokus dua lampu sorot yang mengganggu itu.

"Nyalakan pemacet", teriak Hans (bomber dilengkapi dengan pemancar pemacet radar untuk melawan perangkat kendali lampu sorot Inggris). Pilot kemudian membawa pesawat kami turun 300 meter sambil berbelok ke kiri. Kedua lampu sorot yang sudah dibantu dua lampu sorot lain memburu kami tetapi sekali lagi kami sudah dalam kegelapan.

'Flak (senjata anti pesawat) berat datang' kata Erich (juru tembak bagian perut) dan Hans segera merubah arah. Diatas sana, sekitar 7.800 meter, delapan peluru pertama meledak.

Semakin banyak silangan lampu sorot di langit dan ledakan flak berlipat ganda. Tarian dimulai. Pilot bermanuver.

Di sebelah kiri bawah muncul kobaran api. Saya mencatat di buku: 'Pesawat tertembak jatuh pada pukul 00.42, south-west Bristol'

Pukul 00.45 lampu suar pertama menerangi kota dengan cahaya putih yang menyilaukan. Diikuti kemudian sejumlah pemberi tanda sasaran berwarna hijau yang jatuh perlahan.

Di darat, awak flak mengonsentrasikan tembakannya pada pemberi tanda tersebut untuk menembaknya jatuh. Namun terlambat, bom-bom kami mulai menghantam kota dan terlihat nyala api.

Setelah sekilas mengamati peta untuk memastikan lokasi pelabuhan, saya memberi tanda kepada Hans: 'Siap menyerang!"

'Pintu ruang bom terbuka, bom diaktifkan!'

Terjadi sentakan ringan saat bom dijatuhkan.

Pintu ruang bom ditutup!

Pesawat kami yang sudah lebih ringan dari dua ton berbelok tajam dan mengarah ke tenggara, menjauhi sasaran.

Kami mendarat di Vannes pada pukul 03.05, tanpa insiden"

........................................

Catatan Inggris menyebutkan, serangan tersebut - yang menghancurkan enam bomber Luftwaffe - tidak sesukses yang diharapkan Prasse. Dari 83 ton bom yang dijatuhkan, hanya sekitar 3 ton saja yang mengenai dalam kota Bristol.

Operasi ini selesai pada akhir Mei 1944. Unit yang ambil bagian diistirahatkan. Namun, singkat saja karena pada awal bulan Juni, Sekutu sudah mendarat di Normandia.


Dari buku

PERANG UDARA DI EROPA

FRANKIE YALE

Lahir dengan nama Francesco Ioele di Longobucco, Calabria, Italia pada 22 Januari 1893. Bersama dengan keluarganya, Frankie Yale datang ke Amerika pada tahun 1901. Dari belia dia sudah akrab dengan dunia kriminal sampai kemudian bertemu dengan John Torrio. Oleh pendatang baru dunia gangster itu, Frankie dimasukkan ke Five Points, sebuah geng jalanan orang-orang berdarah Italia.

Tak lama kemudian Torrio dan Yale hijrah ke Brooklyn untuk mendirikan kelompok Black Hand yang bergerak dalam dunia prostitusi dan pemerasan. Mereka mendirikan markasnya di Inn Harvard dimana salah seorang pelayannya adalah Alphonse Capone.

Tahun 1915, John Torrio pergi ke Chicago dan jaringan bisnisya dikelola oleh Yale. Yale dikenal sebagai sosok dermawan dimata teman-temannya, namun oleh para musuhnya dikenal sebagai seorang yang brutal sehingga mendapat julukan "Prince of Pals"

Di Brooklyn, geng Frankie Yale mempunyai musuh geng Irlandia yang menyebut namanya dengan "White Hand".

Penembakan atas Yale pada 6 Februari 1921 juga nampaknya direncanakan oleh Bill Lovett, pimpinan White Hand. Setelah pulih, tahun berikutnya Yale membalas dendam dengan melakukan pembunuhan terencana yang hanya melukai Lovett. Lovett lalu pergi ke New Jersey untuk bekerja dan memperoleh rumah. Sementara usaha di Brooklyn diteruskan oleh adik iparnya, Richard 'Pegleg' Lonergen.

Malam 31 Oktober 1923, Lovett kembali ke Brooklyn untuk mengunjungi teman lamanya. Kedatangan Lovett lalu dilaporkan ke Yale dan akhirnya berhasil dibunuh. 

White Hand dalam kendali Lonergen nampak lemah sehingga Yale mampu menguasai Brooklyn.

Perang berkepanjangan dengan White Hand nampaknya harus diakhiri. Posisinya yang makin lemah membuat Lonergen mengambil tindakan.

26 Desember 1925 anggota Geng Yale merayakan Natal di Adonis Club. Lonergen dengan anak buahnya menunggu di belakang klub. Tak lama kemudian mereka mulai menyerang, namun kelompok Yale nampaknya sudah siap. Seorang mematikan lampu dan White Hand jadi sasaran empuk mereka. Pegleg Lonergen adalah salah satu korban yang tewas.

Dengan hancurnya White Hand, otomatis Brooklyn dikuasai oleh Yale.

Pada musim semi 1927 terjadi konflik antara Yale dan Al Capone akibat penolakan Yale memberikan jabatan pimpinan Siciliana Unione kepada teman Capone, Antonio Lombardo. Yale juga melakukan pembajakan truk Capone yang bermuatan minuman keras. Hubungan dua orang yang tadinya bersahabat itu makin memburuk.

Minggu, 1 Juli 1928, Frankie Yale berada di Club Sunrise, Brooklyn. Dia menerima kabar ada sesuatu yang tidak beres dengan istrinya, Lucy, yang katanya di rumah dan mencari putrinya yang berusia setahun. Yale segera meninggalkan tempat. Saat menunggu lampu merah di Utrecht Baru Avenue, ada empat pria yang berada dalam sebuah sedan dan bersenjata. Peluru pun dimuntahkan dan menewaskan Frankie Yale.

Pemakaman Frankie Yale menjadi salah satu pemakaman gangster paling mengesankan dalam sejarah Amerika. Ribuan Rakyat Brooklyn berbaris di jalan-jalan untuk menyaksikan prosesi tersebut.

Beberapa mobil membuat rangkaian bunga sementara 110 limusin memuat para pelayat. Jenazah Yale diletakkan dalam sebuah peti perak seharga US$. 150.000 di sebuah mobil jenazah beratap terbuka. Tiba-tiba dari tengah kerumunan massa muncul seorang wanita yang lalu meludahi peti mati. Wanita itu adalah Peggy Meehan, janda dari Dinny Meehan, pimpinan White Hand yang dibunuh Yale lima tahun sebelumnya.

Sepeninggal Frankie Yale,  kelompok Yale dipimpin Frankie Marlow, namun setahun kemudian ia tewas oleh geng Morello. Masseria lalu menggantikan Marlow, dan pada eranya kelompok Yale terbagi dua sektor: bisnis minuman keras dan judi dipimpin Anthony Carvano dan bisnis pelabuhan dipimpin Alfred Mineo.[]


Sumber:

1.Buku "My Name is Capone!"

2.Buku "Al Capone.Mafia Legendaris Yang "Nyaris" Tak Tersentuh Hukum"


Keterangan foto: Prosesi Pemakaman Frankie Yale



RU

Akibat berselisih pendapat dengan dosennya di Politeknik Delft,pemuda Ru meninggalkan negeri kelahirannya untuk mengadu untung.

Ru sendiri sebenarnya dari keluarga terpelajar, karena ayahnya guru besar Fisika di Akademi Militer Breda dan direktur Sekolah Politeknik Delft.

1887,Ru mendarat di pulau Jawa menemui sepupunya RE Kerkhoven yang membuka perkebunan teh malabar dan mengangkatnya menjadi admistratur Perkebunan.

Banyak inovasi yang dilakukan oleh Ru selama menjadi Administratur, diantaranya membuat konversi ukuran luas tanah dari 'bahu' menjadi 'hektar'.Selain itu jarak antara Pangalengan ke Bandung yang sebelumnya dinyatakan dalam satuan pal diganti dengan kilometer.Ru juga membuat jalan setapak antar petak kebun teh untuk memudahkan pemeliharaan kebun yg banyak sehingga disebut 'jalan ratus'.Administratur Ru juga dekat hubungannya dengan buruh pemetik sehingga disukai mereka.

Bersama RE Kerkhoven juga Ru memberi sumbangan yang tidak sedikit terhadap usaha-usaha kemanusiaan.Pendukung finansial Rumah sakit di Bandung, pembiayaan panti perawatan lepra di Plantungan, menjadi sponsor bursa tahunan (Jaarbeurs) untuk mempromosikan produksi dari Priangan, termasuk produksi perkebunan.

Terhadap anak-anak,Ru memberi perhatian dengan menjadi donatur Bala Keselamatan, Lembaga buta, lembaga bisu tuli, mendirikan perusahaan telepon Bandung dan Priangan.

Sebagai orang yang berasal dari kalangan terpelajar,Ru mendorong agar Bandung menjadi pusat kegiatan ilmiah.Maka Ru memberikan sumbangan atas didirikannya pendidikan teknik di Bandung yaitu pembangunan Technische Hogerschool dimana dia diangkat sebagai Dewan Kurator.

Sungguh menarik, bagaimana dia harus pulang balik Bandung-Pangalengan sejauh 50km dengan infrastruktur dan transportasi yang belum berkembang, aktif di organisasi masyarakat untuk memajukan kota Bandung.

Sebagai ketua umum Nederlandch Indische Sterrenkundige Vereniging (Persatuan Ilmu Astronomi Hindia-Belanda) Ru juga menyumbang pendirian Peneropong bintang di Lembang pada 1923.

Jejak panjang yang ditinggalkan oleh Karel Albert Rudolf Bosscha --nama lengkap dari Ru, telah menjadi inspirasi orang orang pada masanya...

KAR Bosscha meninggal di Bandung pada 26 November 1928 dan jenazahnya dimakamkan di Perkebunan Teh Malabar, tempat tempat dia mencurahkan segenap pikiran dan tenaganya selama lebih dari 30 tahun dan sekaligus menjadi tempat kelahirannya yang kedua.


Sumber:

1.buku kisah para "PREANGER PLANTERS"

2.https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Dr._K.A.R._Bosscha_achter_zijn_schrijftafel_TMnr_10018604.jpg


Keterangan foto: KAR Bosscha di ruang tengah rumahnya yang sekaligus ruang kerja



DUA SULTAN BERSIMPANG JALAN

Di Europese Lagere School (ELS) yang terletak di Jalan Pakem Yogyakarta itulah Henkie menyelesaikan pendidikan dasarnya dengan segala suka dukanya, termasuk 'antem-anteman' (berkelahi).

Ada seorang temannya yang punya nama panggilan Mozes berasal dari Pontianak yang tinggal di Yogya ditemani seorang 'gouvernante' (pengasuh- pendidik) berkebangsaan Inggris bernama Nyonya Fox.

Dengan penampilan yang agak feminin, Mozes tidak menyukai 'antem-anteman' antar murid laki-laki dan suatu saat ia diadu dengan seorang murid perempuan jago berkelahi yang berakhir dengan kemenangan murid perempuan tersebut.

Tahun 1930, setelah menamatkan HBS, Henkie, nama panggilan Sultan Hamengkubuwono IX melanjutkan pendidikannya ke Rijksuniversiteit, Leiden. 

Tiga tahun kemudian Sultan Hamid II, yang mempunyai nama panggilan Mozes menyusul untuk menempuh pendidikan militer di KMA Breda

24 Januari 1950 Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX menerima informasi intelijen bahwa Batalion X pimpinan Kapten Raymond Pierre Westerling akan menyerbu sidang kabinet Pemerintahan Republik Indonesia Serikat yang dijadwalkan di Pejambon pada sore hari.

Dari informasi diperoleh rencana Westerling akan menghabisi Menteri Pertahanan, Sekretaris Jenderal Ali Budihardjo, dan Kepala Satuan Angkatan Perang TB Simatupang. Setelah itu, kata Sultan, pasukan Westerling akan memaksa Presiden Sukarno mengangkat menteri negara sonder portofolio dan menunjuk Sultan Hamid II sebagai Menteri Pertahanan menggantikan dirinya.

Rupanya ada kekecewaan Sultan Hamid atas pengangkatan Sultan Hamengkubuwono sebagai Menteri Pertahanan. Jika Sultan Hamid menjadi Menteri Pertahanan, maka Belanda masih bisa menguasai angkatan perang, karena dikuasai menteri bekas KNIL.

Meski waktu itu Hamengku Buwono IX mengetahui rencana ini, sidang kabinet tetap digelar. Hatta memulai rapat pukul 17.00. Semua menteri hadir kecuali Hamid II, yang datang terlambat, sejam setelah rapat dimulai. Pada pukul 18.30 tiba-tiba sidang ditutup oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, dan semua menteri meninggalkan tempat.

Malam itu juga, atas perintah Hamengku Buwono IX, pasukan RIS mengejar Westerling ke seluruh pelosok kota, namun ia berhasil melarikan diri ke Singapura.

Selanjutnya Hamengku Buwono IX mempersiapkan rencana penangkapan Hamid.

Karena Hamid adalah seorang menteri Negara, maka harus ada surat perintah yang ditandatangani langsung oleh Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Hatta serta Sekretaris Kabinet Abdul Karim Pringgodigdo.

Pada dinihari esoknya, sekitar pukul 03.00, pasukan RIS menangkap Hamid II di tempatnya menginap, Hotel Des Indes, Jakarta Pusat. Dua tuduhan yang dialamatkan kepada Hamid adalah rencana makar dan ditengarai berada di balik penyerangan pasukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pimpinan Westerling terhadap pasukan Divisi Siliwangi, 23 Januari 1950.

Walau dibantah, Hamid II tetap dinyatakan terbukti bersalah merencanakan makar dan dihukum sepuluh tahun penjara.


Sumber

1.Buku "Tahta untuk Rakyat" Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengkubuwono IX

2.Buku "Hamengkubuwono IX" Pengorbanan Sang Pembela Republik 

3.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Republik_Indonesia_Serikat#:~:text=Kabinet%20Republik%20Indonesia%20Serikat%20atau,kedaulatan%20dari%20kekuasaan%20kolonial%20Belanda.

Keterangan foto: Sultan Hamengkubuwono IX dan Sultan Hamid II di rumah peristirahatan di Kaliurang, 20 April 1948



JENDERAL M.JUSUF YANG SEDERHANA

Pada tahun 1978, tiba-tiba saja Jusuf dipanggil Pak Harto. Tidak hanya ia memperoleh promosi menjadi jenderal penuh, ia bahkan ditunjuk untuk menduduki jabatan yang sangat berkuasa di Indonesia, hanya kalah kuasa dari sang presiden sendiri, yakni Menteri Pertahanan dan Keamanan merangkap Panglima ABRI.

Jusuf sendiri kaget karena ia merasa tidak berada di lingkaran terdekat Pak Harto. Lagipula, ia sudah 14 tahun lamanya tidak berdinas aktif sebagai tentara. Mungkin Pak Harto memilihnya karena menilai Jusuf "tidak berbahaya" seperti halnya Jenderal Sumitro, Letjen Sarwo Edi Wibowo atau Letjen Ali Murtopo.

Selama menjabat, banyak sekali yang sudah dilakukan Jenderal M Jusuf. Perintah memanunggalkan kembali ABRI dengan rakyat ia terjemahkan pula berupa Program AMD (ABRI Masuk Desa). Dalam program ini, ABRI dikirim ke daerah-daerah pedesaan untuk membantu langsung pembangunan infrastruktur. Namun yang membuatnya dikenang para prajurit sampai sekarang adalah perhatian yang sangat besar bagi kesejahteraan anak buahnya. Selama lima tahun menjabat Jusuf sangat jarang berada di kantor. la terus berkeliling Nusantara menengok keadaan para tentara dan polisi. la menanyakan langsung tentang kondisi mereka dan keluarga. Tidak cuma bertanya, ia juga memberi apa yang dibutuhkan sejauh yang ia mampu.

Masyarakat umum pun menyukai liputan kunjungannya ke daerahdaerah oleh TVRI. Khususnya dialog langsungnya dengan para prajurit tentang hal-hal ringan namun secara jelas menyiratkan kedekatan:

𝑩𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 π’‚π’π’‚π’Œπ’Žπ’–?

π‘Ίπ’Šπ’‚π’‘, π’•π’Šπ’ˆπ’‚, 𝒋𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒂𝒍!

𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 π’Šπ’•π’– π’”π’†π’Œπ’π’π’‚π’‰π’π’šπ’‚. π‘°π’šπ’‚?

π‘°π’šπ’‚, 𝒋𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒂𝒍!

𝑲𝒂𝒖 π’Žπ’Šπ’π’–π’Ž (π’Žπ’†π’π’ˆπ’‰π’Šπ’”π’‚π’‘) π’“π’π’Œπ’π’Œ?

π‘Ίπ’Šπ’‚π’‘, 𝒋𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒂𝒍!

𝑨𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂𝒂𝒏 π’Œπ’‚π’–! 𝑺𝒕𝒐𝒑 π’“π’π’Œπ’π’Œ π’Œπ’‚π’π’‚π’– π’Žπ’‚π’– π’‚π’π’‚π’Œπ’Žπ’– π’”π’†π’Žπ’–π’‚ π’”π’†π’Œπ’π’π’‚π’‰!

π‘Ίπ’Šπ’‚π’‘, π’π’‚π’Œπ’”π’‚π’π’‚π’Œπ’‚π’ 𝒋𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒂𝒍!

Adalah Jenderal M Jusuf pula yang melipatgandakan anggaran untuk kesejahteraan para prajurit. Mutu ransum makan prajurit TNI dan Polri mengalami peningkatan drastis telur, daging dan susu yang biasanya hanya tersaji dalam acara-acara khusus, menjadi menu wajib setiap hari. Target makan 4000 kalori per prajurit per hari benar-benar diterapkan dan diawasi Bukan cuma tentaranya, keluarganya juga kebagian.

Suatu saat Jenderal M.Jusuf meninjau sebuah markas batalyon di Bogor. Mengetahui sudah dua bulan para prajurit tidak menerima jatah makanan ekstra, dimarahilah  komandan batalyon didepan anak buahnya. Alasan yang diberikan komandan itu adalah, karena mereka sudah masuk ke Paspampres.

Apa urusannya pemindahan pasukan dengan penghentian jatah makanan. "𝑼𝒓𝒖𝒔 π’Šπ’•π’– π’”π’†π’Œπ’‚π’“π’‚π’π’ˆ π’ƒπ’Šπ’‚π’“ π’Žπ’†π’“π’†π’Œπ’‚ 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 π’Žπ’†π’π’†π’“π’Šπ’Žπ’‚ π’‰π’‚π’Œπ’π’šπ’‚ 𝒅𝒂𝒏 π’‹π’‚π’π’ˆπ’‚π’ π’…π’Šπ’•π’–π’π’…π’‚-𝒕𝒖𝒏𝒅𝒂 π’π’‚π’ˆπ’Š. π‘³π’Šπ’‰π’‚π’• π’‚π’π’‚π’Œ π’ƒπ’–π’‚π’‰π’Žπ’– π’Œπ’–π’“π’–π’” 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒄𝒂𝒕," katanya. Si komandan nampak gemetar. Tapi amarah Jenderal M Jusuf ternyata belum selesai. "π‘¨π’˜π’‚π’” π’Œπ’‚π’–! π‘±π’‚π’π’ˆπ’‚π’ π’‘π’‚π’Œπ’‚π’Š 𝒂𝒍𝒂𝒔𝒂𝒏 π’Žπ’‚π’„π’‚π’Ž-π’Žπ’‚π’„π’‚π’Ž. π‘Ίπ’†π’ˆπ’†π’“π’‚ π’Œπ’‚π’– π’ƒπ’‚π’ˆπ’Š π’Œπ’† π’‚π’π’‚π’Œ π’ƒπ’–π’‚π’‰π’Žπ’–!" 

Seorang perwira yang ikut menikmati fasilitas makanan ekstra ini adalah Kapten Susilo Bambang Yudhoyono. Meski harus seharian melakukan latihan fisik berat, ia dan para prajurit tetap bersemangat bahkan gembira. Sebab mereka tahu susu atau kolak kacang hijau akan menanti di barak di setiap akhir latihan nanti. 

Para prajurit benar-benar menghormati Jusuf karena sikapnya yang kebapakan. Bahkan saat meninjau barak Kopassus diCijantung, Jenderal Jusuf sampai berdialog dengan ibu-ibu di tempat jemur pakaian. Tak ada jarak antara sosok nomor satu di TNI itu dengan keluarga prajurit rendahan. 

Hal-hal ini membuatnya sangat populer di jajaran ABRI. Mulai muncul bisik-bisik miring mengenai Jusuf. Saat itu kekuasaan Pak Harto begitu kokoh. Persaingan sengit berlangsung di antara lingkaran dekatnya untuk menjadi yang paling dekat, bukan untuk menggesernya. Isu yang paling laku adalah siapa yang berpotensi menyaingi Pak Harto, biarpun peluangnya untuk berhasil sangat tipis.

Dalam sebuah pertemuan tahun 1982 di antara pejabat tinggi negara yang dihadiri Presiden Soeharto, Jenderal M Jusuf dan Mendagri Amir Machmud, kecurigaan itu meledak. Di situ dibahas kurangnya dukungan politik yang diberikan ABRI bagi Golkar dalam pemilu terakhir. Pembicaraan melebar ke soal popularitas Jusuf yang meroket di kalangan prajurit. Amir mempertanyakan soal itu. Merasa disindir dan dicurigai, Jusuf kehilangan kontrol. la marah dan menggebrak meja. la tidak diterima dicurigai, dan ia tidak mau dipersalahkan soal perolehan suara Golkar yang kurang memuaskan.

Jusuf mengatakan, "π‘Ίπ’‚π’šπ’‚ π’Šπ’π’Š π’π’“π’‚π’π’ˆ π‘©π’–π’ˆπ’Šπ’”. π‘Ίπ’‚π’šπ’‚ π’•π’Šπ’…π’‚π’Œ π’‘π’‚π’‰π’‚π’Ž π’‚π’“π’•π’Š π’Œπ’†π’Žπ’‚π’π’–π’π’ˆπ’ˆπ’‚π’π’‚π’ π’šπ’‚π’π’ˆ 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒔𝒂 π‘±π’‚π’˜π’‚ π’Šπ’•π’–. π‘Ίπ’†π’Žπ’–π’‚ π’šπ’‚π’π’ˆ π’”π’‚π’šπ’‚ π’π’‚π’Œπ’–π’Œπ’‚π’ 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 π’•π’–π’ˆπ’‚π’”, 𝒅𝒂𝒏 π’”π’‚π’šπ’‚ π’•π’Šπ’…π’‚π’Œ π’‘π’–π’π’šπ’‚ π’‚π’Žπ’ƒπ’Šπ’”π’Š". Jusuf tahu Amir cuma pion. Pak Harto lah yang tengah mempertanyakan loyalitasnya. 

Jusuf sudah tahu gerak geriknya diawasi oleh asisten intelijennya sendiri yang nantinya menggantikannya sebagai Pangab, yakni Letjen Benny Moerdani. Kecurigaan itu menyinggung perasaan Jusuf sehingga ia tidak mau lagi menghadiri sidang-sidang kabinet sampai ia meletakkan jabatan pada bulan April 1983.[]


Sumber

Buku

"Untuk Republik" Kisah-kisah Keteladanan Kesederhanaan Tokoh Bangsa.


Keterangan foto: Menhankam/Pangab sedang menginspeksi prajurit ABRI



TERTIB MENGGUNAKAN UANG NEGARA

Pada tahun 1971 Bung Hatta bersama bu Rahmi disertai Halida, putri mereka pergi berobat ke negeri Belanda dan mampir ke Austria. Sekembali dari sana, bung Hatta memerintahkan Pak Wangsa Widjaja, sekretarisnya mengembalikan kelebihan dana sisa perjalanan yang diperolehnya itu ke negara melalui Sekretariat Negara setelah membuat catatan penerimaan dan pemakaian selama perjalanan dan berapa sisanya. 

Kemudian Bung Hatta memerintahkannya membuat surat pengantar pengembalian uang perjalanan kepada Bapak Presiden dengan ucapan terima kasih.

Tapi pulang dari Sekretariat Negara pak Wangsa malah stres, pasalnya bendahara kepresidenan enggan menerimanya.

"Bendahara Setneg bilang, uang yang sudah dikeluarkan sudah dianggap sah menjadi milik orang yang dibiayai, tidak usah dikembalikan." Jelas Pak Wangsa, itu adalah "uang saku tambahan".

Bung Hatta menegur "Kebutuhan rombongan dan kebutuhan saya sudah tercukupi, jadi sisa uang.ini harus kembalikan."

Tidak terlintas di pikiran Bung Hatta sedikit pun menggunakan sisa uang untuk dirinya sendiri atau keluarganya. Beliau selalu melihat uang itu sebagai uang rakyat Indonesia dan masih banyak orang lain yang membutuhkan sisa uang itu. "Itu bukan uangku, kembalikan kepada negara." Begitu prinsip Bung Hatta


Kembalilah Pak Wangsa dengan berbagai cara memaksa mengembalikan uang sisa perjalanan rombongan itu kepada bendahara kepresidenan, dan setelah ada bukti penyerahan barulah Ayah puas. Sepulang dari Setneg Pak Wangsa berkata, "Saya jadi bahan tertawaan semua orang di Setneg."

Bung Hatta merasa tidak pantas mengambil sisanya setelah pengobatannya dibantu negara. Jadi, "uang itu adalah uang pegangan untuk berjaga-jaga seandainya kurang, tidak untuk dihabiskan semuanya. Karena itu gunakan seperlunya dan sisanya kembalikan!" Sebaliknya, pihak bendahara mengatakan bahwa sudah diperintahkan oleh Bapak Presiden RI untuk digunakan Bung Hatta, artinya untuk dihabiskan. Jangan harap Bung Hatta akan menerimanya, sampai titik darah penghabisan pun tetap saja beliau tidak akan menerimanya. Tidak perduli jumlahnya berapa. Itulah contoh orang berprinsip.[] 


(Dikisahkan oleh Gemala Rabi'ah Hatta dalam buku "Bung Hatta, di mata Tiga Putrinya)



SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...