Senin, 29 Mei 2023

PERJALANAN KE BEIRUT

Mulanya, karena latar belakang religinya, dr. Ang Swee Chai, yang dibesarkan di Singapura adalah pendukung Israel. Di matanya, orang Palestina adalah teroris. Namun, pada 1982, Israel menyerang Beirut dengan brutal. Keyakinannya pun mulai goyah.

la putuskan untuk membuktikan sendiri dengan menjadi sukarelawan medis di Beirut. Di sana, di kamp pengungsian Palestina, setelah menjadi saksi Pembantaian Sabra-Shatila, akhirnya ia temukan jawaban. la berbalik memihak rakyat Palestina, memihak keadilan dan kemanusiaan. Di tanah asing, ia pertaruhkan nyawanya untuk membela orang-orang yang tak punya hubungan darah maupun etnis dengan dirinya, untuk melaksanakan kewajibannya sebagai dokter, sebagai manusia. 


Berikut penuturannya saat tinggal di Beirut:

Seminggu setelah pembukaan kembali Rumah Sakit Gaza secara resmi, kami kedatangan sebanyak enam puluh pasien rawat inap, pasien dalam daftar tunggu dua kali lipat lebih banyak. Tiga per empat pasien rawat inap itu adalah pasien-pasien ortopedis tetapi dokter bedah ortopedis senior di rumah sakit itu telah diungsikan, sehingga akulah yang ditugasi sebagai penanggung jawab Bagian Ortopedis meskipun aku tahu aku sangat tidak berpengalaman untuk tugas ini, tapi di sini tidak ada orang lain untuk menjalankannya. Jadi, mau tidak mau aku harus mengemban tanggung jawab tersebut.

Pada sore hari usai bertugas, biasanya aku berjalan-jalan berkeliling Sabra dan Shatila. Kesempatan-kesempatan seperti ini sangat berkesan bagiku selaku relawan. Keramahab para keluarga yang tinggal di kamp membuatku merasa sepenuhnya diterima. Walaupun kemalangan menimpa mereka, aku selalu disambut dengan ramah di rumah mereka. Terkadang, sebuah rumah hanya tinggal berupa reruntuhan tembok-tembok, tapi itu tidak masalah. Lantainya akan selalu dipel sebersih mungkin dan aku selalu disuguhi kopi Arab. Sudah lama sekali aku tidak menemukan keramahan seperti itu-tepatnya setelah meninggalkan Asia Tenggara. Orang-orang di kamp itu dengan senang hati memperlihatkan foto-foto keluarga mereka kepada orang asing sepertiku, foto-foto orang-orang yang mereka cintai, foto-foto pernikahan, ulang tahun, dan negeri Palestina. Mereka sering kali berusaha memberiku barang berharga milik mereka.


Gadis-gadis biasanya melepas anting, gelang, atau perhiasan lainnya dan memaksaku menerimanya. Para keluarga yang sangat miskin berusaha memaksaku menerima foto-foto keluarga mereka, atau barang jahitan seperti taplak meja. Dengan segera aku paham untuk tidak pernah memuji barang-barang di dalam sebuah rumah keluarga Palestina, karena pasti barang tersebut akan mereka berikan kepadaku sebagai hadiah. Kemurahan hati mereka sering membuatku malu akan keegoisanku. Aku seorang Kristiani yang mengemban misi "belas kasih"; aku dijuluki oleh pers Singapura sebagai "Wanita Belas Kasih" (Lady of Mercy), tetapi hanya sedikit yang bisa kuberikan kepada orang-orang ini, dan sebaliknya, aku lmenerima seribu kali lipat "kasih" dari mereka. Di kamp, di Rumah Sakit Gaza, bersama orang-orang yang telah menerangi jiwaku melalui tingkah laku dan tindakan mereka, aku merasa jauh lebih dekat dengan Tuhan daripada sebelumnya. 


Rumah Sakit Gaza menjadi semakin kokoh. Dari hari ke hari kami semakin sibuk: bangsal-bangsal perawatan terisi penuh, dan lebih banyak operasi dapat dilakukan seiring pasokan air dan listrik meningkat. Banyak perawat yang muncul dari tempat persembunyian mereka dan kembali ke rumah sakit, sehingga sangat membantu untuk menjalankan aktivitas kembali.

Si kecil Essau, adalah seorang anak yang ada di bangsal perawatan ortopedisku. Dia seorang bocah laki-laki Kristen asal Palestina berambut hitam pendek serta keriting yang mengalami luka akibat cluster bomb yang menewaskan ibunya. Kedua kakinya patah di berbagai tempat karena ledakan. Banyak luka Essau yang membusuk sehingga ia memerlukan operasi bedah ortopedis untuk mengangkat tulang-tulang yang telah mati dan membusuk. Setelah operasi, fraktura-frakturanya perlu diluruskan agar kakinya tidak bengkok. Setiap kali para reporter itu menghampiri bangsalnya, Essau biasanya akan memulai bercerita kepada mereka bahwa kelak ketika dewasa, ia akan menjadi "pejuang" agar dapat melindungi rakyat dan kampnya. Sebelum ia dicap "teroris" oleh para reporter, seorang perawat segera menyingkap bajunya untuk memperlihatkan sepasang kaki yang bengkok penuh goresan serta dikelilingi lubang-lubang luka yang besar dan bernanah. Essau yang berusia tujuh tahun itu akan menatap ke bawah dan terdiam. Tak satu pun dari kami yang merasa yakin jika ia akan dapat kembali berjalan, apa lagi untuk menjadi seorang "pejuang" ketika dewasa nanti.[]


Sumber

Buku "From Beirut to Jerusalem"



JEJAK ALFRED RUSSEL WALLACE DI SUMATRA

Salah satu daerah yang dikunjungi oleh Alfred Russel Crowe selama delapan tahun menjelajah Nusantara (1853-1862) adalah Pulau Sumatra. Wallace berada di sini antara November 1861- Januari 1862.

Dalam buku "The Malay Archipelago" Wallace menuliskan ekspedisinya:


Lobo Raman (Lubuk Raman) adalah titik pusat ujung timur Sumatra. Letaknya kira-kira 120 mil dari laut ke arah timur, utara, dan barat. Permukaan tanahnya bergelombang, tetapi tidak ada gunung dan bukit. Sebagian besar tanahnya adalah tanah liat merah yang mudah runtuh. Sejumlah sungai besar dan kecil melintasi daerah ini. Lobo Raman terbagi menjadi daerah yang sudah terbuka dan daerah yang masih berupa hutan perawan. Daerah yang sudah terbuka berupa hutan sekunder, yang ditanami dengan pelbagai pohon buah. Selain itu, di sini tidak ada banyak jalan yang menuju berbagai jurusan. Jadi, Lobo Raman sangat cocok untuk seorang naturalis sebab dapat memberikan 

lebih banyak ruang penelitian. Namun, pada musim hujan, serangga sangat langka. Demikian pula, keberadaan burung-burung karena buah-buahan sangat sedikit.


Selama sebulan berada di Lobo Raman, saya hanya memperoleh tiga atau empat spesies burung baru. Namun, saya berhasil memperoleh beberapa spesies kupu-kupu yang langka. Saya akan memberikan laporan tentang dua jenis kupu-kupu yang sangat menarik perhatian.


Yang pertama ialah Papilio memnon, seekor kupu-kupu cantik bersayap hitam legam dengan hiasan garis dan sisik yang berwarna biru terang keabu-abuan. Luas permukaan sayapnya lima inci. Sayap belakangnya besar dan berlekuk-lekuk seperti kulit kerang. Kupu-kupu ini diklasifikasikan sebagai kupu-kupu jantan. Papilio memnon betina memiliki ciri-ciri yang berbeda sehingga pernah diklasifikasikan sebagai spesies lain. Papilio memnon betina dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mempunyai bentuk yang menyerupai kupu-kupu jantan, tetapi berbeda dalam warna, yaitu berwarna putih dengan campuran kuning kehitam-hitaman dan merah. Namun, perbedaan warna seperti ini juga sering terdapat pada kupu-kupu biasa. Kelompok kedua berbeda dalam bentuk sayap belakang sehingga pernah dianggap sebagai spesies yang berbeda. Sayap tersebut memanjang menjadi ekor yang berbentuk seperti sendok. Betina yang berekor ini tidak bersayap hitam dengan garis biru mengkilap, tetapi selalu berhiaskan garis dan petak kecil berwarna putih atau kuning kusam di sebagian sayap belakang. Keistimewaan warna pada kupu-kupu betina ini sangat mirip, ketika sedang terbang, dengan kupu-kupu lain dari genus yang sama, tetapi berbeda spesies, yaitu Papilio coon.

Namun, fakta paling menarik yang berhubungan dengan perbedaan bentuk tersebut bahwa kupu-kupu berekor dan tidak berekor berasal dari induk yang sama. Satu larva dikembangbiakan di Jawa oleh seorang ahli serangga Belanda dan menghasilkan jantan baik berekor maupun tidak dan betina yang tidak berekor. Sementara itu, bentuk yang merupakan campuran dari kedua sifat induknya tidak pernah ada.[]


Sumber

1.Buku "MENJELAJAH NUSANTARA" Ekspedisi Alfred Russel Wallace Abad ke-19

2.https://www.cnnindonesia.com/laporanmendalam/teknologi/20171114/laporanmendalam-teknologi-dongeng-surga-wallacea/index.php



Rabu, 24 Mei 2023

DIMARAHI PRESIDEN

 ( ๐‘ฐ๐’ ๐‘ด๐’†๐’Ž๐’๐’“๐’Š๐’‚๐’Ž ๐‘ณ๐’‚๐’Œ๐’”๐’Ž๐’‚ ๐‘ป๐‘ต๐‘ฐ (๐‘ท๐’–๐’“๐’) ๐‘ฌ๐’…๐’…๐’š ๐‘ป๐’–๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’Œ๐’๐’)

Sebelum pensiun pada November 1985, saya menerima pesan dari Kantor Pangab. Jenderal Benny Moerdani selaku Pangab menawarkan kepada saya Jabatan Kepala Protokol Presiden RI. Meski pesannya "Ben je bereid..? (Apakah Anda bersedia?), sebenarnya ini adalah perintah militer.

Jadilah, meski tidak punya pengetahuan dan pengalaman protokol negara yang diperlukan, tugas itu saya terima.

Namun, tetap saja ada kesalahan yang saya lakukan, bahkan sampai membuat Presiden marah.

Peristiwa itu terjadi saat acara penyerahan surat kepercayaan duta besar asing kepada Presiden di Istana Merdeka.

Pada acara tersebut duta besar asing baru, masuk ke Credentials Hall (Ruangan Surat Kepercayaan) dari pintu depan dan berhenti berhadapan dengan presiden yang didampingi oleh menteri Luar Negeri. Duta besar baru membaca sambutan singkat penyerahan : dan kemudian maju ke depan untuk menyerahkan surat kepercayaan kepada presiden, tanpa sesudahnya menjabat tangan. Duta besar kemudian kembali ke tempat semula dengan berjalan mundur, jadi tetap menghadap presiden.

Kemudian oleh presiden disampaikan sambutan singkat penerimaan surat kepercayaan. Baru setelah itu duta besar maju bersalaman dan memperkenalkan diri kepada presiden kemudian menteri Luar Negeri dan jajaran pejabat teras Deplu yang hadir. 

Pagi itu terdapat tiga duta besar baru: duta besar pertama dari suatu negara Timur Tengah. Setelah menyerahkan surat kepercayaan beliau langsung mau menjabat tangan presiden padahal belum waktunya. Terpaksa presiden menyambut uluran tangan duta besar dan berjabatan tanganlah mereka. Inilah kesalahan acara pertama.


Kesalahan kedua yang gawat dan oleh semua hadirin dianggap sebagai penghinaan. Tidak pernah jelas, apakah sengaja atau tidak. Ini Duta Besar Belanda dengan gelar bangsawan. Setelah menyerahkan surat kepercayaan kepada presiden beliau memang tidak menjabat tangan, akan tetapi langsung balik kanan dan kembali ke tempat semula membelakangi presiden. Duta besar ketiga dari sebuah negara Balkan di Eropa Timur, tidak melakukan kesalahan. 

Sudah saya duga, kesalahan duta besar negara Timur Tengah, apalagi duta besar bangsawan Belanda, pasti bakal berbuntut panjang. Benar juga, setelah acara selesai dan presiden masuk kamar kerja beliau, saya diberi tahu ajudan dinas presiden, Kolonel Inf Wiranto, bahwa presiden memanggil saya.


Waktu masuk saya perhatikan raut muka presiden yang tidak seperti biasa. Jelas sekali beliau marah dan saya menjadi sasaran kemarahan. Karena yakin tidak bersalah karena acara penyerahan surat kepercayaan tanggung jawab Kepala Protokol Negara dari Deplu dan bukan saya, maka saya buka mulut menjelaskan.


Kemarahan Presiden Soeharto meledak dan suara marahnya terdengar di seluruh Istana Merdeka. Saya langsung ingat, budaya Jawa adalah menyelesaikan masalah dengan meminta maaf. Benar juga, begitu Presiden Soeharto diam sebentar, saya langsung minta maaf. Langsung pula raut muka beliau dari marah besar kembali menjadi biasa, begitu pula suaranya.

Setelah itu, saya mohon diri dan berjalan mundur sampai ke pintu. Ajudan Dinas Kolonel Infantri Wiranto dan staf Istana kaget karena belum pernah terjadi sebelumnya Presiden Soeharto marah besar dengan suara besar pula. Setelah saya cerita bahwa saya sempat buka mulut karena tidak merasa bersalah, secara serentak terdengar "Oooh, pantas!".[]


(Dikisahkan oleh Laksma TNI (Purn) Eddy Tumengkol dalam buku "DAN TOCH MAAR")

๐‘ฒ๐’†๐’•๐’†๐’“๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’‡๐’๐’•๐’: ๐‘ฌ๐’…๐’…๐’š ๐‘ป๐’–๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’Œ๐’๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’‚๐’Ž๐’ƒ๐’–๐’• ๐’Œ๐’†๐’…๐’‚๐’•๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’…๐’š ๐‘ซ๐’Š๐’‚๐’๐’‚ ๐’…๐’Š ๐‘ฎ๐’†๐’…๐’–๐’๐’ˆ ๐‘จ๐’ˆ๐’–๐’๐’ˆ ๐’€๐’๐’ˆ๐’š๐’‚๐’Œ๐’‚๐’“๐’•๐’‚ ๐’•๐’‚๐’‰๐’–๐’ ๐Ÿ๐Ÿ—๐Ÿ–๐Ÿ•)



Selasa, 16 Mei 2023

BOM BUNUH DIRI DI BERLIN

Setelah gagal membunuh Hitler menggunakan paket botol brandy, kelompok konspirasi lalu mencari upaya lain untuk membunuh Hitler.

Adalah Kolonel Rudolph Christoph von Gersdorff yang bersedia untuk melakukan bom bunuh diri yang dipasang pada mantelnya untuk diledakkan saat memeluk Hitler.


Bersama Marsekal Medan Walter Model, sesama konspirator, sehari menjelang kunjungan Hitler ke Museum senjata Berlin, Gersdorff menemui Sekretaris AD Fuehrer Letnan Jenderal Rudolf Schmundt. Dalam pertemuan itu, Model meminta informasi jadwal kegiatan Hitler di pameran. Schmudt yang semula menolak memberikan informasi akhirnya memberi tahu bahwa  Hitler akan hadir pada pukul 13.00 dan berada di sana sekitar setengah jam.

Model juga melakukan protes keras saat Schmundt tidak mengizinkan Gersdorff berada di tempat acara, namun akhirnya mengizinkan setelah Model menjelaskan bahwa Gersdorff harus hadir karena dirinya sebagai pemandu Hitler belum tentu bisa menjawab semua pertanyaan Fuehrer perihal senjata yang dipamerkan.


Pukul 13.00 tanggal 21 Maret 1943, mobil Mercedes Fuehrer berhenti di depan Museum Senjata Berlin. Menyambut kedatangan Hitler adalah Marsekal Medan Feodor von Bock dan Kepala Staf Komando Tinggi Wehrmacht Marsekal Medan Wilhelm Keitel, Panglima Luftwaffe Marsekal Besar Hermann Goering, Panglima Kriegsmarine Laksamana Besar Karl Doenitz, dan Pemimpin Besar SS Heinrich Himmler. Mendampingi Hitler adalah Menteri Propaganda Dr Joseph Goebbels. 


Bagi Gersdorff, kesempatan ini sangat langka. Dalam sekali pukul-jika berhasil-ia bisa menghabisi tidak hanya Hitler melainkan juga para pejabat penting Nazi.


Usai pidato selama 14 menit, Hitler berjalan menuju ruang pameran. Sementara itu, Gersdorff menunggu di gerbang ruang pameran. Didalam kedua saku mantel dinas AD yang  dikenakannya berisi masing-masing satu bom waktu 10 menit.


Sewaktu Hitler mulai menyaksikan pameran, Gersdorff memosisikan dirinya sedekat mungkin ke sasaran tetapi tidak terlalu dekat karena akan dicurigai. Saat itu fuse (sekering) di dalam bom waktu mulai bekerja, menuju pengaktifan detonator.

Mendadak Hitler melakukan hal yang tidak diduga dan mengagetkan seluruh hadirin. Bukannya mendengarkan penjelasan soal senjata-senjata Rusia hasil rampasan, Hitler malah berjalan cepat. Ia melewati begitu saja peragaan demi peragaan tanpa menoleh sedikit pun.


Model dan Gersdorff berupaya beberapa kali menarik perhatian Hitler. Namun, tiada hasil. Bahkan Goering yang berusaha menceritakan satu senjata yang menarik pun tidak digubris. Hitler sampai ke pintu keluar pameran dalam dua menit dan langsung menyalami sekitar 300 veteran perang yang berbaris di luar. Ia kemudian meletakkan karangan bunga dan menyaksikan parade. Tidak ada kesempatan bagi Gersdorff untuk dekat dengan sasarannya. Sekali lagi, kelompok konspirasi gagal.


Aksi jalan cepat Hitler memaksa Gersdorff membatalkan upayanya. Setelah Hitler pergi meninggalkan pameran, ia punya waktu menyelinap ke kamar kecil. Di sana ia mematikan bom waktunya. Seandainya saja Gersdorff memiliki sekering spontan, hasilnya akan lain.[]


Sumber:

1. Buku "Menantang Diktator. Konspirasi Rahasia Anti-Hitler


2.https://english.elpais.com/international/2023-03-21/rudolf-christoph-von-gersdorff-the-nazi-official-who-tried-to-kill-hitler-80-years-ago.html?outputType=amp

Keterangan foto: Hitler pada acara Pameran senjata dimana Gersdorff mencoba melakukan pembunuhan




Senin, 08 Mei 2023

MELAWAN DENGAN LUKISAN

"Antara Hidup dan Mati", demikian judul dari lukisan yang dibuat oleh Raden Saleh pada tahun 1848. Lukisan ini menggambarkan pertarungan sengit antara seekor banteng dengan dua ekor singa. Singa betina yang meski sudah jatuh diseruduk, masih berusaha bangkit, mencakar tanduk dan kepala si banteng. Singa jantan menyergap dari belakang, cakar dan giginya mencengkram punggung banteng. Dalam keadaan terluka parah, sang banteng berusaha melepaskan diri dari serangan buas kedua pengeroyoknya. Banteng pun berlaku sama buasnya. Mengikuti nalurinya sebagai makhluk yang harus bertahan hidup, sang banteng berusaha melawan sebisa mungkin. Kedua singa itu menerkam buas dalam seringai nafsu hewani yang sejati. Mereka melakoni peran dalam sebuah dramaturgi alam liar, banteng sebagai mangsa dan singa sebagai pemangsa. Meskipun begitu, mangsa atau pemangsa sama-sama mempunyai peluang jadi pemenang. Hukum rimba berlaku, siapa yang lebih kuat dia yang menang. Berhenti sampai di sini, tak ada yang dapat dimaknai selain sebuah fenomena yang terjadi di alam terbuka, dalam dunia hewan-hewan liar yang merdeka.

Namun, dibalik itu terdapat simbol perlawanan sang Maestro terhadap penjajahan diwujudkan melalui pencitraan seekor banteng yang begitu gigihnya bertarung dengan dua ekor singa, jantan dan betina. Banteng sebagai simbol orang bumiputera, bulu banteng yang coklat tua identik dengan warna kulit sawo matang kaum bumiputera. Bulu banteng kontras dengan bulu singa yang blonde mirip warna kulit orang Belanda. Selain itu, citra banteng sebagai mangsa mewakili keberadaan kaum bumiputera, makhluk yang teraniaya dan menjadi korban kebuasan makhluk lain yang lebih kuat, yaitu bangsa Belanda. Citra singa sebagai pemangsa mewakili keperkasaan pemerintah Belanda yang berkuasa dan menentukan hidup-matinya bangsa jajahannya.

Sayang, salah satu masterpiece Raden Saleh ini dilalap api saat dipamerkan pada "Pameran Besar Kolonial Internasional yang digelar di Paris pada 1931karena terbakarnya Paviliun Belanda dimana lukisan tersebut dipajang.[]


Sumber

1. Buku "Kiprah, Karya dan Misteri Kehidupan RADEN SALEH: Perlawanan Simbolik Seorang Inlander"


2.http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/raden-saleh/page:3

Sabtu, 06 Mei 2023

THE SINGING GENERAL

 

"Yuk, mas Hoegeng, kita berdua ngomong-ngomong di corong El-Shinta" ajak Komodor Udara (Purn) Soejoso Karsono yang akrab dipanggil Mas Yos, pada suatu hari di tahun 1968.

Pemilik Radio Elshinta itu menjelaskan acaranya cerita-cerita, omong seenaknya dan tanpa direkam.

Jadilah acara "Obrolan Mas Hoegeng" itu mengudara dan ternyata mendapat sambutan yang antusias dari pendengar. Bukan karena pembawa acaranya seorang Kapolri, tetapi karena topik yang diangkat selalu aktual dan dibawakan dengan gaya yang bahasa yang asyik.

Tema acara "Obrolan Mas Hoegeng" seringkali berkaitan dengan soal keadilan dan ketertiban yang dibahas dengan kelakar dan jenaka. Meski demikian, ada juga yang menganggap acara tersebut punya suara yang agak sinis dan politis. Hoegeng menanggapi hal itu dengan mengatakan alangkah melaratnya orang-orang yang bisa hidup tanpa humor, apalagi yang mudah tersinggung. Bagi mereka yang hidup terbuka dan senang humor, acara itu adalah kelakar yang informatif dan edukatif. Sebab dengan kelakar, segala sesuatu yang sifatnya berat dan serius dapat dipecahkan dengan kepala dingin. "Menerima keterusterangan itu pahit rasanya, tetapi manusia harus berani belajar dan menerimanya" lanjut Hoegeng.

Ditengah acara "Obrolan Mas Hoegeng" itu biasanya diselingi dengan lagu-lagu Hawaiian yang dibawakan Hoegeng sendiri. Rupanya, hal itu menarik perhatian sejumlah para pemusik Hawaiian lainnya, seperti Cok Sinase, Willy Pesik, Bram Titaley, dan Totti Soebianto. Para old crack musik Hawaiian kemudian bersepakat membuat grup musik yang diberi nama "Hawaiian Seniors". Selanjutnya, Hawaiian Seniors pun mengisi acara rutin sebulan sekali di Elshinta, dan belakangan TVRI.

Rekan-rekan Hoegeng sesama polisi terheran-heran melihat kegemaran Hoegeng menyanyi dan bermusik Hawaiian di Elshinta dan TVRI. Apalagi, saat Hawaiian Seniors tampil di televisi, Hoegeng belum lama diangkat sebagai Kapolri.

"Mereka menganggap mestinya polisi itu berkesan angker pada rakyat, kok saya malah menyanyi di televisi. Tetapi, saya justru bersikap friendly dan ramah. Tak perlu bersikap garang kalau tak perlu. Polisi yang baik bukan cuma yang pandai membentak dan plintir kumis. Jadi, saya tidak melihat salahnya menyanyi di televisi" kata Hoegeng.


Dari buku

HOEGENG

Oase Menyejukkan di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa

Selasa, 02 Mei 2023

KENNEDY, TRAH POLITIKUS AMERIKA SERIKAT

 

Joseph P Kennedy menikah dengan Rose Fitzgerald pada 1914 dan membina sebuah keluarga besar di Boston, New York dan Hyannisport di Tanjung Cod.

Saat anak laki-laki mereka Joe.Jr, yang diharapkan menjadi bintang politik mereka tewas terkena bom pada Perang Dunia ll, harapan mereka tergantung pada John Fitzgerald Kennedy.

Tahun 1946 John masuk dunia politik sebagai wakil dari Massachusetts. Tahun 1952 ia terpilih menjadi anggota senat. Dan tahun 1960 mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dan mengalahkan Richard Nixon dengan perbedaan suara yang paling tipis dalam sejarah.

John lalu menunjuk adik laki-laki nya, Robert menjadi jaksa agung pada masa pemerintahannya. Sedangkan Edward, adik bungsunya menjadi senator.

Daya tarik Presiden juga diwarnai dengan pesona ibu negara Jacqueline Bouvier yang merebut hati jutaan orang Amerika.

Namun semua ini berakhir saat penembakan yang menewaskan JFK di Dallas th 1963.

Tahun 1968, Robert Kennedy mempunyai peluang besar memenangkan pemilihan presiden, setelah memenangkan pemilihan awal di California. Namun malam itu dia ditembak disebuah hotel di Los Angeles dan nyawanya tak tertolong.

Karir Edward Kennedy berakhir saat tahun 1969 mobil yang ditumpangi bersama seorang wanita tergelincir ke jurang dan menewaskan wanita itu. Tahun 1980 Edward berusaha menggeser Jimmy Carter dalam pemilihan presiden, namun gagal dan memilih untuk tetap duduk dalam senat.

Generasi ketiga Kennedy melanjutkan keterlibatan dalam politik sepanjang sisa abad ke-20.

Joseph P Kennedy ll mewakili Massachusets kongres tahun1986-1998. Patrick J Kennedy terpilih sebagai wakil rakyat negara bagian Rhode Island. Kathleen Kennedy Townsend menjadi wakil gubernur Maryland.

Putra JFK,John F Kennedy,Jr menjadi pendiri dan penerbit majalah politik "George".

Tragisnya, seperti ayahnya ia meninggal dalam usia muda bersama istri dan ipar perempuan nya pada kecelakaan pesawat pribadi di pantai Massachusetts pada Juli 1999.


Disederhanakan dari buku

100 Keluarga yang berpengaruh didalam sejarah Dunia

LAGU "INTERNASIONALE" DAN GERAKAN BURUH

 


Saat perayaan hari buruh, kadang kita sering mendengar di setiap parade atau unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh selalu menyanyikan sebuah lagu. Lagu apakah? "Internasionale" lagu yang biasa dinyanyikan oleh buruh di Indonesia dan Dunia. 


Internasionale sudah dikenal luas di Indonesia sejak tahun 1920-an.  Lagu ini sebetulnya merupakan salah satu lagu golongan sayap kiri dan gerakan sosialis sejak akhir abad ke-19, ketika Sosialis Internasional menjadikan lagu ini sebagai lagu resminya.


Internasionale diciptakan oleh Eugรจne Pottier pada tahun 1871 dan digubah oleh Pierre Degeyter pada tahun 1888. Internasionale banyak diterjamahkan ke dalam banyak bahasa di dunia dan seringkali dinyanyikan sambil mengangkat tangan kiri yang dikepalkan.


Lagu ini banyak dipakai oleh kaum sosialis, komunis, anarkis, dan demokrat sosial di seluruh belahan dunia. Dalam kurun waktu 1922-1944, Uni Soviet menggunakan lagu ini sebagai lagu kebangsaannya


Di Indonesia, Internasionale pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa Belanda oleh Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Partai Komunis Indonesia kemudian mempopulerkan dan menjadikannya lagu resmi partai dari tahun 1951-1965. 

Berikut Lirik Internasionale terjemahan Ki Hajar Dewantara : 


๐‘ฉ๐’‚๐’๐’ˆ๐’–๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’‚๐’–๐’Ž ๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ ๐’•๐’†๐’“๐’‰๐’Š๐’๐’‚,

๐’ƒ๐’‚๐’๐’ˆ๐’–๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’‚๐’–๐’Ž ๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’‘๐’‚๐’“!

๐‘ฒ๐’†๐’‰๐’†๐’๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’–๐’๐’‹๐’‚ ๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’Ž ๐’…๐’–๐’๐’Š๐’‚,

๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’•๐’Š๐’‚๐’”๐’‚ ๐’•๐’‚๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’”๐’‚๐’“.

๐‘ณ๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’‘๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‚๐’…๐’‚๐’• ๐’…๐’‚๐’ ๐’‘๐’‚๐’‰๐’‚๐’Ž ๐’•๐’–๐’‚,

๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’“๐’‚๐’Œ๐’‹๐’‚๐’• ๐’”๐’‚๐’…๐’‚๐’“-๐’”๐’‚๐’…๐’‚๐’“.

๐‘ซ๐’–๐’๐’Š๐’‚ ๐’”๐’–๐’…๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’ˆ๐’‚๐’๐’•๐’Š ๐’“๐’–๐’‘๐’‚,

๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Œ๐’†๐’Ž๐’†๐’๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚.


REFRAIN (๐Ÿ×):

๐‘ท๐’†๐’“๐’…๐’‹๐’๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’‘๐’†๐’๐’ˆ๐’‰๐’‚๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚๐’,

๐’Œ๐’–๐’Ž๐’‘๐’–๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’†๐’๐’‚๐’˜๐’‚๐’.

๐‘ซ๐’‚๐’ ๐‘ฐ๐’๐’•๐’†๐’“๐’๐’‚๐’”๐’Š๐’๐’๐’‚๐’๐’†,

๐’‘๐’‚๐’”๐’•๐’Š๐’๐’‚๐’‰ ๐’…๐’Š๐’…๐’–๐’๐’Š๐’‚!


Selain diterjemahkan oleh Ki Hajar Dewantara, terdapat beberapa terjemahan lirik Internasionale lain di Indonesia yang dilakukan oleh A. Yuwinu berdasarkan lirik dari bahasa Mandarin dan Rusia yang diumumkan pertama kali pada tanggal 31 Mei 1970. Dan ada pula terjemahan versi Soepeno, Utuy Tatang Sontani, Agus. J, dan Suar Suroso yang disusun untuk memperingati 100 tahun peristiwa Komune Paris pada tahun 1971.


Meskipun cukup terkenal dalam kalangan buruh dan komunis di Indonesia. Komunis Internasional, menganggap sejumlah terjemahan lirik Internasionale oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia,  telah menghilangkan roh proletariat, sehingga CC PKI saat itu mendapat kritik keras.


Pada peringatan Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional, yang cuma selisih sehari, 1 Mei dan 2 Mei, barangkali bukan kebetulan. Sebab, Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, menganggap terdapat keterkaitan erat antara pendidikan dengan perjuangan kaum buruh sedunia.


Internationale terjemahan Ki Hajar yang dipakai oleh kaum buruh dalam setiap peringatan May Day tetap menjadi yang populer di Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948, Amir Sjarifuddin beserta sepuluh tokoh Peristiwa Madiun 1948 lainnya menyanyikan Indonesia Raya dan Internasionale sesaat sebelum mereka dieksekusi mati. 


http://www.hariansejarah.id/2017/04/internasionale-indonesia.html?m=1

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...