Tantangan Daendels pembangunan Jalan Raya Pos muncul saat jalur memasuki wilayah Priangan. Kalau pada jalur sebelumnya yang dilakukan adalah memperlebar jalan yang sudah ada, maka saat memasuki distrik Priangan muncul masalah baru.
Jalur Megamendoeng tersebut terletak antara SeuseupanGadok-Pasirangin-Tjikopo-Tjisaroea-Tjimatjan-Sindanglaja-Tjipanas-Patjet-Tjiherang-Babakan-Tjiandjoer. Gunung Megamendoeng diperkirakan sebagai titik tertinggi di Jalur Puncak yang dikenal dengan nama Puncak Pass dengan ketinggian 4.300 kaki mdpl.
Peristiwa tersebut sangat monumental sehingga maestro lukis Raden Saleh menggambarkan lukisan Daendels dengan latar belakang Jalan Pos, pegunungan dan tangan kiri menunjuk peta bertulis: "richting van den weg ober Megamendoeng" atau arah jalan di atas
Megamendoeng.
Untuk membangun jalur Cisarua-Cianjur via Megamendung, yang merupakan bagian dari jalur Buitenzorg (Bogor) ke Karangsambung (Cirebon) diperlukan tambahan pekerja sebanyak 500 orang. Kolonel (Zeni) Von Lutzow memimpin proyek didampingi dua insinyur yang merencanakan di mana jalan dibuka, digali, atau diratakan. Jalur Cisarua-Cianjur ditangani seorang insinyur.
Sebuah catatan perjalanan Walter Kinloch tahun 1853 dalam Rambles in Java and The Straits menjelaskan saat melalui Jalan Raya Pos melintasi Puncak Megamendung tertulis: "Kami mencapai pos pertama sekitar 6 mil dari Buitenzorg dalam 27 menit dan mengganti kuda. Selanjutnya ditempuh perjalanan empat jam dengan kereta kuda untuk mencapai puncak Megamendung yang tingginya 4.300 kaki dari permukaan laut. Setiba di Cisarua, jalan menjadi sangat terjal sehingga beberapa ekor kerbau membantu kuda menarik kereta,"
Sampai di Puncak, mereka jalan terus menurun dan saat ketinggian berkurang sekitar 1.000 kaki, tibalah kereta di Cipanas.
Pembangunan jalan tersebut mempersingkat waktu tempuh. Batavia-Buitenzorg dapat ditempuh dalam lima jam hingga enam jam. Perjalanan Buitenzorg-Megamendung sekitar empat setengah jam.
Keberadaan jalan di jalur Megamendung sungguh memperpendek waktu perjalanan Batavia-Tjipanas. Pada abad ke-18, Marie-Louise Ten Horn-Van Nispen menjelaskan, perjalanan Batavia-Tjipanas memakan waktu delapan hari![]
Sumber:
1. Buku "Ekspedisi Anjer Panaroekan" Laporan Jurnalistik Kompas
2.https://sejarahjakarta.com/2019/05/29/raden-saleh-daendels-dan-megamendung/
Keterangan foto: lukisan Raden Saleh yang menggambarkan suasana jalan pos di Megamendung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar