27 Oktober 1958 Pierre tiba di asrama Pusat Pendidikan Intendans TNI AD Cimahi untuk mengikuti seleksi dan selanjutnya dikirim ke Bandung.
Selama Pierre mengikuti pendidikan di Bandung, Sang Ibu Maria Elizabeth Tendean selalu teratur beberapa pekan sekali menempuh perjalanan darat ke Kota Bandung dari Semarang menggunakan jasa angkutan 4848 untuk mengunjunginya, sambil tidak lupa membawa oleh-oleh makanan dan kue-kue. Kebiasaan ini dilakukan pada hari Minggu, satu-satunya hari Pierre bisa bebas beraktivitas keluar dari asrama, yaitu hari pesiar. Tidak hanya sang ibu yang sering menyambangi, kakak Pierre, Mitzi, pun rutin berkunjung ke Bandung, dan kerap diperkenalkan Pierre kepada rekan-rekan taruna dan instrukturnya di Bumi Panorama.
Beratnya Pendidikan dan Latihan di akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) membuat masa-masa pesiar atau liburan menjadi masa yang paling indah pada saat itu. Saat sebagian taruna memilih berpesiar dengan mengencani mojang-mojang Kota Bandung, Pierre memilih bertemu dengan ibunya di rumah kerabat dekat mereka, mertua dari Jenderal A.H. Nasution, Bapak dan Ibu Gondokusumo, di Jalan Ciumbuleuit Nomor 82, Bandung, yang terletak tidak jauh dari Benteng Panorama. Oleh-oleh makanan yang dibawakan selalu dibagi-bagikan Pierre kepada teman satu barak dan kamarnya.
Pierre tidak pernah dengan sengaja meminta izin keringanan dari tugas dan kewajiban taruna kepada instruktur akademi agar bisa keluar asrama selain pada hari Minggu untuk alasan apa pun, bahkan untuk alasan sang bunda sudah datang dari jauh. Hubungan Pierre dengan keluarga Gondokusumo juga sangat erat. Saat ibunya sedang tidak berkunjung pun, Pierre kerap mengunjungi rumah di Ciumbuleuit ini di hari pesiar. Persahabatan yang terjalin di antara kedua keluarga ini kelak mempermudah jalan Pierre untuk menjadi ajudan Jenderal Nasution meski pangkatnya masih letnan satu dan belum memenuhi syarat kepangkatan ajudan di awal tahun 1965.[]
Sumber:
1.Buku "Sang Patriot" Kisah Seorang Pahlawan Revolusi
2.http://l1n92.blogspot.com/2014/08/pierre-tendean-he-was-only-26-and-will.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar