Senin, 15 Januari 2024

UANG BELANJA PEMBERIAN SULTAN

Yogyakarta Desember 1948,

Dua tahun setelah Ibukota RI berpindah ke Yogyakarta, Presiden dan Wakilnya menjalani pengasingan di Prapat dan Bangka. 

Tentu saja hal tersebut menjadi beban bagi keluarga yang ditinggalkan, diantaranya adalah nyonya Rahmi Hatta yang juga sempat ditahan oleh tentara Belanda.

Lebih lanjut bu Rahmi berkisah:

Tentara Belanda menyediakan sebuah rumah di Sagan untuk tempat tinggal saya dan keluarga, terdiri dari anak saya Meutia yang baru berumur satu tahun, Ibu dan Bapak saya. Keluar daritahanan, saya tidak mempunyai apa-apa kecuali sedikit pakaian dan uang pun tidak seberapa. Karena itu saya sudah menggambarkan akan menghadapi kesulitan hidup selama Yogyakarta diduduki tentara Belanda.


Tetapi kira-kira setelah tiga minggu saya tinggal di Sagan, pada suatu hari pukul 2 siang datang Saudara Wangsa Widjaja, Sekretaris Wakil Presiden, ke rumah saya dengan tergopohgopoh. Setelah masuk ke rumah dan duduk dengan tidak banyak bicara, ia membuka tasnya dan mengeluarkan bungkusan sambil berkata: "Zus, inilah uang sumbangan dari Sri Sultan, banyaknya 500 gulden".


Setengah tidak percaya, saya menerima dan membuka bungkusan itu dan ternyata isinya uang perakan Belanda mulai dari satu rupiah (perak) sampai seringgit (dua setengah rupiah Belanda). Dengan perasaan haru saya termenung sejenak dan saya hanya dapat mengatakan kepada Saudara Wangsa Widjaja: "Sampaikanlah ucapan terima kasih saya kepada Sri Sultan".


Menurut keterangan Saudara Wangsa Widjaja, yang diberi uang oleh Sri Sultan itu bukan saya saja tetapi juga Nyonya Fatmawati Sukarno, pegawai Kepresidenan dan Wakil Presiden dan juga pegawai-pegawai lainnya. Saudara Wangsa Widjaja juga menceritakan bahwa hari itu pagi-pagi ia diminta datang ke Keraton Paku Alam. Sampai di sana ia diterima oleh Sekretaris Sri Sultan dan dialah yang menyampaikan uang dari Sri Sultan itu.


Dengan uang pemberian Sri Sultan saya terlepas dari kesukaran hidup selama pendudukan tentara Belanda. Sampai sekarang saya masih menyimpan beberapa gulden dari uang pemberian itu sebagai kenang-kenangan.[]


Sumber

Buku "Tahta untuk Rakyat"


Keterangan foto: nyonya Rahmi Hatta di sebelah kiri Siri Sultan mengikuti Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-36, 17 Agustus 1981 di Istana Merdeka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...