Sabtu, 15 April 2023

DWI TUNGGAL SOEDIRMAN-OERIP


Meski hasil pemungutan suara pada 12 November 1945, telah menetapkan Soedirman sebagai panglima TKR, namun pelantikannya tidak segera dilakukan.

Akhirnya Bung Karno, bung Hatta dan Sutan Sjahrir serta anggota kabinet mengadakan pertemuan di MBT TKR Yogyakarta.

Pertemuan itu sendiri berjalan lambat dan kaku.

Akhirnya bung Karno mengajak Oerip untuk berbicara empat mata. Setelah itu dilakukan pula terhadap Soedirman. Ada yang menduga bung Karno belum bisa menentukan, sehingga perlu bicara dengan keduanya.

Setelah itu, bung Karno membawa kedua tokoh itu ke tempat upacara. Sambil memegang bahu Soedirman, yang naik pangkat menjadi letnan jenderal, bung Karno mengatakan kepada yang hadir "Inilah Panglima Besarmu". Cara yang sama juga dilakukan terhadap Oerip yang diangkat sebagai kepala staf TKR yang kemudian dilantik pada 18 Desember 1945.

Usai pelantikan kedua tokoh itu bekerja sama untuk menyempurnakan organisasi TKR. Soedirman mempercayakan penataan organisasi kepada Oerip yang lebih menguasai. Oerip disebut sebagai seorang teknokrat militer dan peletak dasar organisasi TNI.

Soedirman awam soal organisasi, karena ia hanya dilatih Jepang selama enam bulan sebagai daidancho (komandan batalyon). Untuk berperang yang akan memimpin adalah shidokan, perwira Jepang yang menjadi pemimpin dan pelatih tentara. Sedangkan Oerip adalah tentara profesional lulusan sekolah perwira KNIL di Jatinegara.

Terdapat pembagian tugas antara keduanya. Oerip menyelesaikan masalah teknis tentara, sedangkan Soedirman menyelesaikan soal politik militer. Dalam beberapa hal, Soedirman begitu bergantung kepada Oerip. Soedirman selalu menerima masukan dari Oerip.

Soedirman tidak akan memulai rapat apabila Oerip tidak hadir. Jika rapat dilakukan dirumah Soedirman, kemudian Oerip sakit, maka rapat dipindahkan ke rumah Oerip. Bila Oerip terpaksa tidak bisa hadir karena sakit yang serius, usai rapat mereka menjenguknya sambil menyampaikan hasil rapat.

Soedirman menghormati Oerip, sementara Oerip tahu diri. Meski lebih muda usianya, Soedirman adalah komandannya. Jadi tak ada masalah. Hubungan mereka cukup serasi. Soedirman memanggil Oerip dengan 'Kangmas' atau 'Pak Oerip', sementara Oerip memanggil "Dhimas" kepada Soedirman.

Perintah kepada tentara oleh Soedirman akan lebih diikuti, karena kharismanya. Itu adalah kualitas pribadi yang tidak dimiliki Oerip.

Profesionalisme Oerip yang disatukan dengan popularitas Soedirman menjadikan mereka saling mengisi dan menjadi sebuah Dwi Tunggal pimpinan tentara seperti Sukarno-Hatta selaku pimpinan negara.[]


Dari buku

OERIP SOEMOHADJO. Bapak Tentara Yang Dilupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...