Selasa, 16 Januari 2024

MENJADI GURU

"Bagi seorang yang mengalami gelisah seperti Douwes Dekker, lebih baik bila diberi kesempatan untuk dapat bekerja secara tetap bagi penghidupannya, daripada ia dihalangi. Sebab ia akan lebih condong untuk menghasut rakyat." Demikian bunyi kalimat dalam surat bercap rahasia Gubernur Jenderal yang ditujukan pada Residen Priangan SA Reitsma bertanggal 15 Januari 1923.

DD, demikian panggilan EFE Douwes Dekker, setelah pulang dari pengasingan di negeri menyusul dibubarkannya Indische Partij lalu tinggal di Cibadak dan bekerja sebagai peternak ayam.

Dengan adanya surat itu DD lalu melalui hari-harinya dengan mengajar di sekolah dasar di sekolah asuhan Elenbaas. Berbekal semangat, ilmu tinggi, dan pikiran kritis ia menjalani masa percobaan hingga diangkat menjadi guru resmi pada 22 September 1923. Bahkan ia langsung dipercaya masuk jajaran pengurus Preanger Instituut van de Vereeniging Volksonderwijs (Institut Priangan dari Perkumpulan Pengajaran Rakyat).


Di lembaga baru itu, DD menjabat Direktur Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau setara dengan kepala SMP . DD lalu mengubah MULO, yang dipercayakan kepadanya itu menjadi sebuah yayasan bernama Schoolvereeniging Het Ksatrian Instituut pada 1924.

Awalnya Ksatrian Instituut hanya berupa sekolah dasar dengan murid kurang dari 50 orang. DD bertindak sebagai ketua yayasan. Sedangkan istrinya, Johanna Petronella, menjabat sekretaris merangkap bendahara.


Sebenarnya DD menginginkan sekolah yang berdasarkan ajaran lokal dan nasional, tetapi para orang tua murid banyak yang keberatan. Mereka ingin sekolah ini mengacu pada Europe Lagere School (ELS), di mana bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar pelajaran. DD mengalah demi cita-citanya membuat sekolah dan jadi guru.

Faktanya ia dan isterinya tidak mau berkompromi dengan Belanda

Hal itu dibuktikannya pada suatu pagi, 31 Agustus 1925. Sementara sekolah lain gegap-gempita merayakan hari kelahiran Ratu Belanda Wilhelmina, Ksatrian malah nampak sunyi senyap. Di depan DD dan murid-muridnya, Johanna lantang berpidato. "Tak perlu ada

perayaan apa pun. Dia (Wilhelmina) bukan ratu kita".


Ksatrian terus berkembang. Murid-murid berdatangan meski iuran sekolah tak murah. Ketika Ksatrian berusia setahun, DD memberi kepercayaan kepada istrinya untuk memimpin beberapa sekolah lain, yakni Nationale Lagere School di Ciwidey, Cianjur, dan Sukabumi. Ksatrian lalu dipecah menjadi beberapa sekolah kejuruan. Ada sekolah guru, sekolah dagang modern, dan yang terkenal adalah sekolah jurnalistik.[]


Sumber:

1. Buku "Douwes Dekker" Sang Inspirator Revolusi


2.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ernest_Douwes_Dekker



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...