Januari 1856, Eduard Douwes Dekker diangkat menjadi Asisten Residen di Rangkasbitung, Lebak.
Daerah tempat penugasannya merupakan daerah yang minus sehingga memicu timbulnya pemberontakan.
Eduard menunjukkan keramahannya dengan bupati, Raden Adipati Kartanata Negara. Hubungan mereka cukup akrab. Bahkan Eduard pernah memberikan bantuan keuangan yang dialami oleh bupati tersebut.
Namun hubungan mesra itu berangsur memburuk seiring nampaknya kenyataan-kenyataan yang dihadapi terhadap sikap penguasa pribumi kepada rakyatnya dan pejabat kolonial yang membiarkan kondisi itu berlangsung. Dia mencoba melakukan pendekatan dengan halus tapi tidak berhasil. Ditambah lagi kematian asisten residen sebelumnya yang janggal. Terhadap laporan sang asisten, Residen Lebak nampaknya tidak menanggapi. Rupanya Residen Van Kempen juga mempunyai banyak skandal di daerah kekuasaannya, sehingga keberadaan Eduard membuat pemerintah 'risih'
Gubernur jenderal lalu memindahkan Eduard menjadi asisten Residen di Ngawi, namun dia menolak.
Dan tanggal 4 April 1856 dia memutuskan untuk mengundurkan diri yang segera disetujui.
Dari sebuah losmen di Belgia, Eduard Douwes Dekker lalu menuliskan pengalaman di Hindia Belanda itu menjadi sebuah buku
...................................
Keberanian Asisten residen Max Havelaar menyelidiki kepala pemerintahan pribumi Lebak tanpa meminta pertimbangan Residen membuat gusar Gubernur Jenderal.
Dikatakan tuduhan itu tanpa fakta dan membuat wibawa pejabat pribumi itu hancur.
Penutup dari surat no 54 tertanggal 23 Maret 1856 adalah:
"Sikap seperti itu tidak dapat dibenarkan sama sekali, memberi kesan bahwa Anda tidak pantas menduduki jabatan di Pemerintah Hindia.
Oleh karena itu, saya terpaksa memberhentikan Anda sebagai Asisten Residen Lebak.
Namun, setelah mempertimbangkan laporan tentang Anda yang baik, saya tidak akan menghapuskan kesempatan Anda untuk ditempatkan kembali dalam pemerintahan Hindia. Oleh karena itu, untuk sementara saya menugaskan Anda sebagai Asisten Residen Ngawi.
Tergantung bagaimana perilaku Anda selama menduduki posisi itu nanti, apakah Anda layak untuk di Pemerintah Hindia atau tidak"
"Sungguh terkutuk! Saya telah melihat penjahat dan pencuri-pencuri dalam pemerintahan di sini,... mereka pergi bagai manusia terhormat dari sini, dan kemudian menulis surat seperti Anda" kata Verbrugge, kontelir bawahannya.
"Gubernur Jenderal itu pria jujur, mungkin dia ditipu, meskipun dia bisa terlindungi dari penipuan jika sebelumnya mendengarkan saya dahulu. Tapi saya akan menemuinya dan yakin dia bisa menegakkan keadilan" kata Havelaar.
"Tapi jika anda pergi ke Ngawi..."
"Saya akan melakukan hal yang sama disana seperti disini. Saya sadar itu harus mengakhiri semua penipuan ini dan berhenti. Selama saya jadi pejabat terdapat begitu banyak orang diantara saya dan pemerintah yang berkepentingan untuk mengingkari kesengsaraan masyarakat. Di Ngawi tidak ada posisi kosong. Posisi yang ditawarkan kepada saya hanyalah posisi yang mereka buat khusus untuk saya, lihatlah!"
Dan dia memperlihatkan berita dalam 'Javasche Courant' yang dibawa pengantar surat; adanya pemindahan asisten residen lama karena akan ada residen baru datang.
"Tahukah Anda mengapa mereka memindahkan saya ke Ngawi, bukan daerah yang kosong itu? Karena Residen Madiun yang membawahi Residen Ngawi adalah saudara ipar Residen Banten yang sebelumnya.
"Ah!" seru Verbrugge dan Duclari, serentak. Sekarang mereka mengerti mengapa Havelaar dipindahkan ke Ngawi sebagai tempat masa percobaan, untuk melihat apakah dia akan memperbaiki sikapnya!.
Havelaar bangkit, dan pergi ke ruangannya untuk menulis surat permohonan, yang menurut pendapat saya sangatlah mengesankan.
Kepada
Gubernur Jenderal Hindia
Rangkas Bitung, 29 Maret 1856
Saya telah menerima surat Yang Mulia pada tanggal 23 bulan ini No.54
Menjawab surat itu, saya terpaksa memohon kepada Yang Mulia agar untuk memberhentikan saya secara terhormat dari jabatan pemerintahan.
Max Havelaar
Tidak diperlukan waktu lama di Bogor untuk menerima pengunduran diri Havelaar, seakan merupakan keharusan untuk memutuskan bagaimana mengelakkan tuduhannya. Karena itu membutuhkan waktu sebulan, dan pemecatan yang dimintanya sampai di Lebak dalam waktu beberapa hari saja.
Sumber:
1.Buku "Max Havelaar"
2.https://www.google.com/amp/s/voi.id/amp/19275/eduard-douwes-dekker-belanda-pengganggu-kolonialisme-di-nusantara
Keterangan foto: salah satu adegan film "MAX HAVELAAR"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar