Sebuah kapal yang memuat banyak beban, bagian atasnya nampak lebih sedikit diatas permukaan air.
Bagi pengusaha kapal hal tersebut adalah yang diharapkan, karena lebih banyak muatan tentunya akan banyak pula penghasilan yang diperoleh.
Saat muatan banyak, kapal di pelabuhan tidak perlu khawatirkan, karena perairannya yang relatif tenang. Tapi pada saat kapal berlayar di lautan lepas, maka hal tersebut menjadi sesuatu yang menakutkan. Gelombang laut yang besar akan membawa air masuk ke kapal. Dan apabila hal itu terus berlangsung, maka besar kemungkinan kapal itu akan karam.
Namun pemilik kapal karamnya sebuah kapal tidak jadi masalah, karena kapal beserta muatannya sudah diasuransikan.
Demikianlah yang terjadi di Inggris pada abad kesembilan belas.
Karena kapal sering memuat barang melebihi kapasitas, awak kapal mati sementara pemilik kapal menjadi kaya.
Pada 1871, dilepas pantai Inggris terdapat 856 kapal yang tenggelam dan hampir 2000 awak kapal tenggelam di laut. Para awak kapal menamakannya dengan "Kapal Jenazah".
Banyaknya kapal yang tenggelam tak mengurangi kapal yang tetap berlayar dengan beban yang berlebihan, karena, hukum mengatakan awak kapal tidak boleh menolak berlayar. Bila menolak, mereka akan dipenjara karena dianggap membelot.
Pada 1871 saja, 1.628 awak kapal masuk penjara karena menolak berlayar dengan "Kapal Jenazah".
Akhirnya pemilik kapal mencari awak kapal laki-laki berusia dibawah tujuh belas tahun yang kemungkinan mau menerima pekerjaan apa saja.
Dan tenggelamnya kapal dilaut karena kelebihan muatan sementara pemilik kapal memperoleh banyak uang tetap terjadi.
Samuel Plimsoll adalah seorang yang peduli dengan itu. Dia memperjuangkan diundang-undangkannya hukum yang mewajibkan semua kapal memiliki daya muatan yang aman.
Tapi di parlemen, kebanyakan anggotanya adalah pemilik kapal. Mereka tentu tidak mau dirugikan dengan perjuangan Plimsoll.
Plimsoll bahkan mengancam Perdana Menteri Benjamin Disraeli : "Saya menuduh pemerintah memberi keuntungan kepada pembunuh di Parlemen yang melanjutkan sistim kejam dengan mengirim orang dan kapal rongsok ke laut".
Kepada Ketua Parlemen, sambil mengepalkan tangan, Plimsoll berkata "Saya bertekad membuka kedok para penjahat yang mengirim pelaut kita untuk mati"
Akhirnya, setelah dua puluh tahun berjuang Plimsoll memenangkan perjuangan.
Sekarang, setiap kapal harus mempunyai garis muatan aman yang tampak jelas dan dicat pada lambung kapal.
Tanda itu berupa lingkaran dengan garis lurus yang melintasinya.
Bila garis itu tidak tampak dipermukaan air, maka kapal tidak boleh berlayar.
Tanda itu dinamakan dengan "Plimsoll Mark" atau Tanda Plimsoll atau "Markah Kambangan"
Sumber
1 Buku "satu+ satu= tiga"
2.https://www.transfigurephotography.co.uk/samuel-plimsoll/
3.https://nkpismkn6bdl.blogspot.com/2019/03/plimsoll-mark.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar