Selasa, 06 Juni 2023

INDONESIA MENGGUGAT

 .


...................

"𝑷𝒆𝒓𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓. 𝑻𝒐𝒉 .... 𝑫𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒉𝒂𝒌-𝒉𝒂𝒌 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒉𝒂𝒌-𝒉𝒂𝒌; 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒑𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒑𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏; 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕, - 𝒕𝒊𝒂𝒑-𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒂𝒄𝒉𝒍𝒖𝒌, 𝒕𝒊𝒂𝒑-𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒖𝒎𝒎𝒂𝒕, 𝒕𝒊𝒂𝒑-𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌, 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒄𝒉𝒊𝒓𝒏𝒋𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒕, 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒄𝒉𝒊𝒓𝒏𝒋𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏, 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒄𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂𝒏𝒋𝒂, 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒊𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒋𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒋𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊𝒂𝒋𝒂 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒋𝒂 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒖𝒓𝒌𝒂! 𝑫𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂, 𝒅𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂 - 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒕𝒋𝒂𝒕𝒋𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒖𝒏 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒖𝒈𝒆𝒕-𝒌𝒆𝒍𝒖𝒈𝒆𝒕 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕!"

(Indonesia Menggugat)

Tuduhan terhadap Sukarno dengan pasal Haatzai artikelen (penyebarluasan rasa kebencian) cukup serius.

Selain itu, Sukarno, bersama tiga rekannya: Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Supriadinata dituduh memakai organisasi yang dipimpin, yaitu Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) untuk menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda.

Persidangan itu berlangsung 18 Agustus 1930 di Jl.Landraad Bandung dengan saksi utama untuk penuntut umum Komisaris Polisi Albreghs.

Sementara itu, Bung Karno, dan kawan-kawan. didampingi pengacara Suyudi S.H ., Mr. Sartono, dan Mr. Sastromulyono. Ketiganya melakukan tugasnya tanpa dibayar, bahkan rela mengongkosi seluruh pengeluaran.

Meski sudah didampingi oleh tim pengacara, Sukarno tetap menyiapkan pembelaannya dari dalam sel penjara di Banceuy.

Sekalipun naskah pembelaan itu disiapkan dengan sangat memprihatinkan, menggunakan alas tempat buang air di selnya yang sempit, tetapi justru menghasilkan sebuah pemikiran brilian. Ini bukan semata karena tingkat kecerdasan seorang Sukarno yang memang di atas rata-rata, tetapi Sukarno sendiri menyiapkan pembelaan itu dengan sangat matang.


"Indonesia Menggugat" demikian judul pidato pembelaan Sukarno didepan persidangan kolonial tadi. Naskah ditulis dengan tangan Sukarno setiap malam hingga larut, selama tak kurang dari 45 hari. Yang mengalir melalui otak dan tangannya, adalah hasil kajian mendalam dari sedikitnya 80 buku dan pidato tokoh terkemuka dari Barat yang ditulis dalam bahasa Inggris, Prancis, maupun Jerman. Tak hanya itu, sebanyak 10 pemikiran tokoh dari Timur juga dijadikan rujukan pembelaan politik tersebut.

Sukarno menggambarkan secara terperinci penderitaan rakyat sebagai penghisapan tiga setengah abad oleh penjajahan Belanda. Tesis tentang kolonialisme itu, kemudian diterbitkan dalam selusin bahasa di beberapa negara.

Pada saat "Indonesia Menggugat" dibacakan, suasana ruang sidang dan di halaman gedung Landraad sangat hening, senyap kecuali suara pembaca pembelaan yang gegap gempita.[]


Sumber:

Buku "Total Bung Karno" Serpihan Sejarah yang Tercecer


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...