Rabu, 26 April 2023

AKHIR DARI SANG PENEMBAK



Minggu, 28 Juni 1914

Rombongan Putra Mahkota Austria-Hongaria, Franz Ferdinand dan istrinya selamat dari lemparan granat di Sarajevo. Pelaku pelemparan yang melukai beberapa orang itu dapat ditangkap oleh Polisi.

Diluar dugaan, beberapa jam kemudian Franz Ferdinand memutuskan untuk menjenguk para korban di Rumah Sakit setempat. Namun Petugas terlambat memberitahukan agar rombongan tidak melalui pusat kota. Saat menyadari itu dan mobil akan berbalik arah, Gavrilo Princip yang berdiri didepan cafe Moritz Schiller melihat peluang yang sempurna itu.

Gavrilo segera melangkah ke depan, mendekati mobil kerajaan dan mengeluarkan pistol FN Model 1910. Dalam jarak 1,5 meter tembakan nya mengenai Franz Ferdinand dan Sophie Cotek isterinya. Tidak lama kemudian Sang Putra Mahkota kerajaan Austria-Hongaria dinyatakan meninggal dunia.

Usai penembakan, sebenarnya Gavrilo Princip berusaha melakukan bunuh diri dengan cara menelan kapsul sianida, tapi kematian tidak segera menjemput. Gagal dengan usaha pertamanya, Gavrilo mencoba menembak dirinya sendiri, namun pihak keamanan segera bergerak sigap.

Gavrilo luput dari hukuman mati, karena saat itu ia berusia 19 tahun, sedangkan hukuman mati diberlakukan kepada tersangka yang berusia 20 tahun. Gavrilo Princip lalu dikenakan hukuman 20 tahun penjara. Sayang, kondisi penjara saat itu sangat memprihatikan. Gavrilo menderita kekurangan nutrisi, dan sanitasi yang buruk membuatnya terkena tuberculosis. Akibat infeksi yang akut juga membuat lengan kanannya harus diamputasi. Ditambah meletusnya Perang Dunia I pasca terbunuhnya Franz Ferdinand, maka kondisi Gavrilo semakin memburuk. Pada 28 April 1918 Gavrilo Princip dinyatakan meninggal dalam penjara akibat penyakit tuberculosis.

Pasca kematiannya, sipir penjara berniat menguburkan mayatnya di tempat yang tidak bertanda dengan maksud menghilangkan pengaruh kematiannya akan membuat perlawanan aktivis lainnya, dan terutama golongan nasionalis. Dua tahun kemudian atau tahun 1920, kuburan Gavrilo kembali digali , dan sisa jasadnya dibawa ke Sarajevo untuk dimakamkan secara layak.

Sampai saat ini secara umum ada dua pihak yang memandang tindakan Gavrilo Princip dalam dua sudut yang berbeda. Yang pertama menganggap Gavrilo sebagai seorang pahlawan serta pejuang kemerdekaan yang hendak membebaskan Yugoslavia dari penjajahan Austria-Hongaria. Sedangkan pihak lain menganggap Gavrilo Princip tak lebih dari 'teroris' yang hanya memperjuangkan terbentuknya kekuasaan Serbia untuk mendominasi seluruh kawasan Yugoslavia.


Dari buku

ENSIKLOPEDI PERANG BESAR DI DUNIA

PERANG DUNIA I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...