Senin, 17 Februari 2025

Edisi Menyambut Hari Raya Imlek 2576

 YAP THIAM HIEN, NAMAKU, IDENTITASKU 


"Dalam bahaya, iguana bisa berubah warna, tetapi manusia tidak bisa. Orang pintar menjauhi bahaya dengan cara mengganti aliansi, kesetiaannya, atau nama Cinanya," tulis Yap dalam "Sinar Harapan" 25 Januari 1967 menyoroti motivasi penggantian nama ditengah tekanan anticina.

Yap Thiam Hien menganggap kegairahan mengganti nama disebabkan oleh oportunisme kepentingan keselamatan sendiri.

Dia menulis tentang kerepotan prosedur mengganti nama. Tulisan itu ditujukan bagi mereka yang masih sibuk mencari nama "Indonesia", terutama kaum peranakan yang miskin.

Dalam tulisan tersebut, meski Keputusan Presidium sesungguhnya hanya imbauan, tapi cukup merepotkan. Jika memang mau mengganti nama, seseorang perlu mendapat sebuah dokumen penggantian nama. Tapi, dari satu dokumen tersebut, setidaknya ada 13 dokumen yang perlu diganti namanya. Dan, setidaknya ada 11 jenis pembiayaan yang bisa membengkak dengan panjangnya birokrasi yang harus ditempuh pada masa itu.

Yap Thiam Hien tetap mempertahankan kepribadiannya yang kuat, tapi nasionalismenya luar biasa, tidak takut dibilang Cina, Kristen.

Yap memang tidak pernah secara langsung mempengaruhi orang untuk tidak ganti nama. Dia hanya menekankan nama itu hanya di luar, yang penting sikap dan kontribusinya ke Indonesia.[]


Sumber:

1.Buku "Yap Thiam Hien" Sang Pendekar Keadilan 

2.https://www.kompas.id/baca/arsip/2019/08/28/ganti-nama-tak-pengaruhi-karakter


Keterangan foto: Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia Yap Thiam Hien



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...