Senin, 04 Desember 2023

HARI TERAKHIR, SURAT TERAKHIR

Kediaman jenderal AH Nasution, Kamis 30 September 1965,

Sore itu Pak Nas sedang membereskan ruang kerjanya yang penuh barang-barang kecil usai kunjungan ke Polandia. Tak lama kemudian datang Mayjend EJ Magenda yang melaporkan keadaan di Kalimantan.

Sementara di halaman rumah Pierre Tendean, Sang Ajudan tengah mendorong-dorong sepeda Ade Irma.

Kedatangan seorang wartawan yang meminta foto pak Nas, dijanjikan esok harinya.

Sore itu juga Pierre menerima kedatangan Jusuf Razak, adik iparnya (suami Rooswidiati) yang merencanakan akan pulang bersama besok pagi.

Terhitung dari pukul 15.00 tanggal 30 September 1965 itu, Pierre sudah mengambil cuti dan bermaksud pulang ke Semarang keesokan harinya pada tanggal 1 Oktober untuk berkumpul dengan keluarganya dan merayakan ulang tahun ibundanya, Maria Elizabeth Tendean. Ulang tahun Ibu Tendean jatuh pada tanggal 30 September. Pierre tidak dapat pulang pada tanggal itu karena masih bertugas sebagai ajudan Pak Nas. Namun, Ibu Tendean tetap mengharapkan dan menunggu kedatangan anaknya untuk merayakan ulang tahunnya.

Jusuf berjanji akan menjemput Pierre pukul 06.00 keesokan harinya.

Jusuf dan Pierre menghabiskan waktu hingga petang dan bersenda gurau. Pada pertemuan itu Pierre dengan penuh semangat terus saja membahas tentang hubungannya dengan Rukmini kepada Jusuf. la mengutarakan keinginan hatinya agar semua anggota keluarga Tendean nanti dapat berkumpul bersama pada bulan Desember 1965 di Medan untuk berbagi kebahagiaan dirinya dan Rukmini. Roos juga mengungkapkan bahwa sesudah suaminya meninggalkan kediaman Jenderal Nasution pada malam hari, ada sepucuk telegram yang diantar oleh kurir, yang pada amplopnya tertulis sebuah alamat di Medan dan berbubuhkan nama Rukmini Chamim. Ini adalah surat yang diterima Pierre untuk terakhir kalinya dari Rukmini.

Takdir berkata lain, dua jam sebelum waktu yang dijanjikan oleh adik iparnya, Pierre sudah dijemput dulu oleh rombongan lain dan tidak diantar ke Semarang...[]


Sumber:

Buku "Sang Patriot" Kisah Seorang Pahlawan Revolusi


Keterangan foto: Pierre Tendean dan Rukmini Chamim



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...