Tahun 1968, Gita Arjakusuma dilantik sebagai perwira oleh Presiden Soeharto bersamaan dengan Widodo AS dan Wiranto. Hadir saat wisuda itu ayahnya, Suaeb Arjakusuma yang berseragam lengkap Letkol Angkatan udara.
Kemudian Gita bertugas di kapal tempur, sementara sang Ayah mengikuti Seskoau dan menjadi lulusan terbaik. Tahun 1969, di Surabaya Gita menerima telpon dari sang Ibu yang mengabarkan Ayahnya sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah karena dimintai keterangan Oditur Jenderal hukum TNI AU. Belakangan diketahui ayahnya berada dalam tahanan Angkatan udara di Jakarta dengan kesalahan, pada 2 Oktober 1965 mengantarkan Waperdam Soebandrio dari Medan ke Jakarta. Dari sinilah ayahnya ditahan tanpa proses pengadilan selama 9,5 tahun. Dengan penahanan itu, ibunya tidak menerima gaji lagi dan menghidupi keluarganya dengan berjualan kue dan menerima pesanan catering.
Gita pun turun tangan dengan menyisihkan sebagian gajinya untuk biaya sekolah kedelapan adiknya sampai sarjana. Tiga orang lulus fakultas kedokteran, bahkan menjadi dokter spesialis, dua sarjana ekonomi, dua insinyur ITB dan seorang sarjana hukum. Meski mendapat surat tidak terlibat G30S dan clearance dari Laksamana Sudomo, sebagai anak dari perwira yang dituduh terlibat G30S, karir Gita di Angkatan Laut terancam kandas. Setelah berkonsultasi dengan Profesor Mochtar Kusumaatmadja yang masih terhitung pamannya dari pihak Ibu, dia mengundurkan diri dari Angkatan Laut dengan pangkat Kapten.
Gita kemudian bekerja di Perusahaan Pelayaran Andika Lines setelah mendapat ijazah Mualim Pelayaran Besar (MPB). Tahun 1986 saat berlangsung Vancouver Expo di Kanada, Indonesia memamerkan kapal Phinisi yang dibuat di Makassar. Atas saran Ayahnya, Gita mengajukan tawaran untuk menakhodai pelayaran kembali ke Kanada dengan Phinisi Nusantara kepada Laksamana Sudomo sebagai penanggungjawab Ekspedisi. Setelah melakukan pelayaran selama 68 hari dan menempuh jarak 11.000 mil, sampailah Kapal Phinisi Nusantara ke Kanada.
Presiden Suharto menelepon menyampaikan ucapan selamat kepada awak kapal, terutama kepada Nakhodanya. Bahkan bersama awak kapal, Gita diterima di Istana Presiden. Bukan hanya sekali, tetapi tiga kali setelah itu Gita sempat disalami Presiden Soeharto sebagai Pelaut Teladan tahun 1992 dan seterusnya.
Apakah Soeharto mengetahui bahwa lelaki yang disalaminya itu adalah Kapten Angkatan Laut yang terpaksa berhenti karena ayahnya ditahan selama 9,5 tahun hanya gara-gara menerbangkan Soebandrio dari Medan ke Jakarta pada 2 Oktober 1965? []
Dari buku
MELAWAN LUPA, MENEPIS STIGMA Setelah Prahara 1965
Keterangan foto: Presiden berfoto bersama dengan para pelaut yang membawa Phinisi Nusantara ke Kanada