Senin, 29 April 2024

(π‘Ίπ’†π’π’“π’‚π’π’ˆ 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒉 π’…π’‚π’“π’Š π‘°π’π’ˆπ’ˆπ’“π’Šπ’” π‘΄π’Šπ’„π’‰π’‚π’†π’ 𝑴𝒄 π‘΄π’Šπ’π’π’‚π’ π’…π’‚π’π’‚π’Ž 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒃𝒂𝒅 πŸπŸ— π’Žπ’†π’π’–π’•π’–π’“π’Œπ’‚π’ π’‘π’†π’π’ˆπ’‚π’π’‚π’Žπ’‚π’π’π’šπ’‚ π’…π’Š π‘©π’‚π’π’…π’–π’π’ˆ π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’ƒπ’–π’Œπ’–π’π’šπ’‚ "𝑨 π‘±π’π’–π’“π’π’†π’š 𝒕𝒐 𝑱𝒂𝒗𝒂")


BANDUNG 

Meninggalkan Garut yang terletak pada daerah bergunung Priangan (Preanger Regentschappen) dengan puncaknya di Leles, jalur kereta api pegunungan dengan sebutan "Tropical St. Gothard" mulai menurun sejauh 100 kaki sampai di stasiun Bandung.

Di sini kami turun dan berkendara menuju Hotel Homann, yang direkomendasikan kepada kami sebagai yang terbaik. Hotel ini terletak ditepi jalan raya lintas Jawa atau jalan raya pos. Kami lihat hotel ini cukup besar, sama besarnya dengan hotel di Surabaya, akan tetapi sangat penuh dengan pengunjung sehingga kami tidak bisa mendapatkan kamar yang berdekatan. Sebuah halaman luas memisahkan saya dengan kamar kakak saya bersama istrinya. Sang pemandu juga mendapatkan kamar yang jaraknya cukup jauh, yaitu di lantai atas. Karena hotel ini mempunyai dua lantai, dan hanya lantai pertama saja yang dibuat pada awalnya, yang kami tempati saat ini. Akses menuju lantai dua adalah tangga kayu yang berada di luar, yang mengarah ke galeri dimana kamar-kamar dibiarkan terbuka, sama persis seperti gaya vila kecil di Swiss. Hotel ini juga dilengkapi kamar mandi dengan bak mandi yang biasa kami gunakan, satu-satunya yang kami temukan di Jawa.


Kami terlambat untuk jamuan nasi (rijstaffel), akan tetapi kami disuguhi dengan makan siang yang lezat, yang kami santap di ruang makan besar, yang kami gunakan sendiri pada jam-jam itu. Makanan di Hotel Homann sangat enak, dan kami tidak merasakan roti dan mentega seenak itu sejak kami meninggalkan Hotel Luchtkuurood di Tengger. Setelah makan siang kami berkendara berkeliling kota, yang cukup penting dan cantik, dan kami menikmati udara yang lembut dan sejuk.


Sumber: 

buku "A Journey to Java". Catatan Perjalanan ke Pulau Jawa




SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...