Satu menit sebelum tengah hari, pada hari Sabtu tanggal 1 September 1923 dataran Kanto yang terbentang antara Tokyo dan Yokohama diguncang gempa. Gempa bumi ini diperkirakan berkekuatan antara 7,9 hingga 8,3 Skala Richter, mengandung kekuatan yang lebih besar dibanding ledakan nuklir sebanyak satu megaton.
Tak lama setelah gempa juga timbul tsunami yang berketinggian 9- 12 meter yang membuat beberapa orang tersapu.
Selama lebih dari tiga hari berikutnya, lebih dari 1.700 gempa bumi telah menghantam area ini, dan Tokyo Imperial University telah mencatat 237 kali gempa bumi bisa dirasakan oleh penduduk Tokyo dan Yokohama, dan orang-orang yang berada di wilayah di antara kedua kota ini.
Gempa bumi awal telah menghancurkan 75 persen gedung-gedung Tokyo. Sekitar 20 persen gedung-gedung Yokohama juga dihancurkan. Di Di pantai Yokohama sendiri terdapat tangki penyimpanan minyak yang sangat besar. Dan guncangan gempa tersebut membuat tangki itu terbakar dengan hebat.
tornado api yang yang ditimbulkan telah membuat penduduk Jepang merasa seolah-olah gerbang utama neraka telah dibuka. Sejumlah orang mencoba untuk melarikan diri dari api. Juga terjadi angin yang mampu mengangkat tubuh orang dari tanah dan menjatuhkannya ke dalam api. Lebih dari 35 ribu orang berkumpul di sebuah taman di samping Sungai Sumida, karena mereka berkeyakinan bahwa api tidak mampu menyerang mereka di wilayah terbuka, di mana tidak ada gedung yang bisa dibakar, dan di mana sungai ada di dekat mereka.
Dugaan mereka salah, dan lautan api telah menyerang mereka, menewaskan mereka semua dalam badai api yang sangat besar dan secepat kilat ini. Setelah api pergi, tetap terdapat gerombolan berjumlah sangat banyak yang berkobar, terdiri dari orang-orang yang terbakar hingga tewas, yang telah berkerumun sedemikian erat, sehingga semuanya mati dalam posisi berdiri.
Api mengganas melewati Tokyo dan Yokohama selama lebih dari dua hari, menghancurkan sarana komunikasi, persediaan air, fasilitas listrik, dan cadangan makanan
Pada saat api telah dipadamkan dan getaran berhenti, hampir 200.000 orang luka-luka, 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan 80.000 umah telah hancur. Bahkan mungkin lebih dari 200.000 orang telah tewas.
Akibat dari Gempa Bumi Besar Kanto, terjadi perubahan geologis yang permanen. Di tengah-tengah Teluk Sagami (pusat gempa), dasar laut telah menurun ketinggiannya antara 300 hingga 600 kaki (antara 90-180 m) akibat gempa bumi. Namun demikian, di ujung utara teluk ini, dasar laut telah naik setinggi 750 kaki (230 m).
Sumber:
1.Buku "100 Bencana Besar Sepanjang Masa"
2.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gempa_Besar_Kant%C5%8D_1923
2.https://www.kompas.com/tren/image/2022/09/01/073000865/hari-ini-dalam-sejarah--gempa-great-kanto-menewaskan-140.000-orang?page=1&_gl=1*gg3n8h*_ga*YW1wLVRQSDlYeTJrbFE0bE50SHd6Y3FLNnFHNzFQd2M4SzdqRnFSZzZMZmc0c05NQTVncTNhZlZINXQweWhSakhWdEI.*_ga_77DJNQ0227*MTY5OTA3NDczOC4xLjAuMTY5OTA3NDczOC4wLjAuMA..*_ga_7KGEC8EBBM*MTY5OTA3NDczOC4xLjAuMTY5OTA3NDczOC4wLjAuMA..
Keterangan foto: dataran Kanto usai gempa bumi besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar