Kamis, 13 April 2023

SAM GIANCANA, SANG 'KING MAKER:

Tahun 1960 Wakil Presiden Richard M Nixon dari partai Republik mencalonkan Presiden bersaing dengan senator John F Kennedy dari Partai Demokrat.

Diam-diam, Joseph P Kennedy (Old Joe Kennedy) ayah JFK bergerak agar putranya bisa sampai ke Gedung Putih.

Old Joe ingin mendapat dukungan dari Outfit (Mafia Chicago) yang punya pengaruh besar agar JFK menang jadi Presiden. Segera ia mendekati Sam Giancana, sang bos gangster Chicago tersebut yang terkenal dengan sebutan "King Maker".

Old Joe juga mendekati penyanyi Frank Sinatra yang merupakan kawan dari Sam. Frank juga berteman dengan aktor Peter Lawford yang menikahi salah seorang putri keluarga Kennedy.

Sinatra juga memanfaatkan pengaruhnya di dunia kejahatan untuk meyakinkan Sam Giancana agar mendukung Kennedy.

Sinatra meyakinkan Sam bahwa JFK berbeda dengan adiknya Robert Kennedy yang anti terhadap para gangster.

Februari 1960, usai menonton pertunjukan Frank Sinatra di Hotel kasino Sands, Las Vegas Kennedy dikenalkan dengan seorang wanita berambut cokelat bernama Judith Campbell Exner. Perkenalan itu diatur oleh Johnny Roselli tokoh mafia dari Las Vegas.

Kepada Sam Giancana, Sinatra mengatakan jika Kennedy masuk gedung putih, mafia akan diuntungkan karena ia berutang kepada mereka.

Giancana  menerima dan mendorong semua bos gangster koleganya untuk mendukung JFK.

Old Joe Kennedy berhasil membuat para gangster memberi sumbangan kampanye yang besar pada Mei 1960 dengan cara lama: koper berisi penuh uang disodorkan dibawah meja.

Malam November 1960 adalah penentuan kemenangan. Saat itu hasil penghitungan suara menunjukkan bahwa Kennedy dan Nixon hampir sama banyak. Hasil akhirnya masih menggantung. Medan pertempuran terakhir adalah negara bagian Illinois dimana yang memenangkan akan melenggang ke gedung putih.

Richard Daley, walikota Chicago saat ditelepon Kennedy mengatakan "dengan sedikit keberuntungan dan bantuan dari beberapa teman dekat, Anda akan mendapat Illinois". Yang dimaksud teman dekat tentu saja para mafia Chicago yang menunggu saat-saat terakhir untuk membuat kubu Demokrat menang.

Kennedy terkejut, Nixon memutuskan untuk tidak melawan terhadap hasil akhir ini dan jatuhlah Gedung Putih ke tangan John Fitzgerald Kennedy...

Namun sukacita para gangster ini hanya berlangsung selama sebulan.

Desember 1960, JFK mengumumkan orang yang dia pilih menjadi jaksa agung adalah adiknya sendiri: Robert Kennedy.

Ini sama saja dengan meludahi mafia. Andai mereka tahu Robert 'Bobby' Kennedy akan menjadi jaksa agung, mereka pasti akan berusaha supaya Nixon yang menang.

Diangkatnya Bobby  sebagai jaksa agung tentu tidak akan menyelidiki kecurangan pemilu, tapi departemen kehakiman akan membersihkan dan menghancurkan kejahatan terorganisasi.

Akibatnya kini Giancana disalahkan oleh para koleganya yang mereka sebut dengan pengkhianatan Kennedy dan efeknya terasa ketika para gangster itu mulai menjauhi.

Giancana menyalahkan Sinatra atas penghinaan yang ia terima dan sesekali ia berpikir akan menghabisi Sinatra sebagai balas dendam. Namun hal itu diurungkan, meski bagi Sinatra sendiri keadaan itu jadi tidak menentu.

Juli 1961, saat Sam Giancana bertemu dengan musuh besarnya di Chicago, William Roemer dia katakan ia punya pesan untuk bos Roemer (Jaksa Agung Robert Kennedy) dan bos dari bosnya (JFK). "Aku tahu semua hal tentang klan Kennedy, dan suatu hari nanti, kami akan menceritakan semuanya" kata Giancana berapi-api. Ia berkata kepada Roemer "Kau baru saja memercikkan api yang tak akan padam"[]


Sumber

Buku "The Mafia's Greatest Hits" kisah nyata 10 pembunuhan paling masyhur di dunia mafia.

Keterangan foto: Judith Exner, JFK, Sam Giancana dan Frank Sinatra



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAMI DENGAN TIGA CINTA

1904 Nest, demikian panggilan EFE Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije dan memperoleh 5 anak, dua diantaranya laki-laki mening...